Dari situlah kemudian kepercayaan diri menulis tumbuh, hingga akhirnya saya menjadi "kolumnis" di portal tersebut. Lumayan, lebih dari hitungan jari tangan dan kaki, tulisan saya di sana.
Selanjutnya, saya mencoba-coba menulis di portal lain atas rekomendasi seorang teman, hingga akhirnya saya (juga) bisa menulis di portal-portal lain, seperti Qureta.com, Geotimes, Tempo Indonesiana, Kompasiana, Bantennews.co.id, Kabar-banten.com, Bantenhits.com dan sejumlah media daring lainnya, baik lokal maupun nasional. Ada sejumlah tulisan di media yang saya sebutkan tadi. Â Â
Keberanian menulis saya selanjutnya mulai merambah ke media cetak, meski masih di koran lokal. Kebetulan di Banten banyak media cetak yang menawarkan kolom esai kepada pembaca untuk mengisinya.Â
Mulailah saya mencoba menulis beragam isu mutakhir di Wacana Publik Radar Banten, Kolom Gagasan Banten Raya, Kolom Opini Kabar Banten dan sejumlah media cetak lainnya.
Sesekali juga menulis juga di Kolom Opini Radar Bandung, Tribun Jabar, Rakyat Cirebon, Artha Media dan lain-lain. Masih kategori penulis amatir (baca: debutan), belum bisa tembus di media cetak nasional. Soal usaha untuk bisa tembus di sana, memang belum maksimal. Tulisan saya sering ditolak di Kompas, Republika, Sindo, Media Indonesia atau Tempo.
Informasi soal tulisan saya di media, bukan warta primer yang penting untuk diketahui pembaca. Sungguh hanya untuk kepentingan menambah banyak jumlah kata atau kalimat saja dalam tulisan ini. Tak ada niat lain kecuali yang saya sebutkan tadi. Lupakanlah!
Yang ingin saya katakan kepada para pembaca yang ingin bisa menulis, rumusnya hanya satu: "Mulailah menulis dari sekarang!". Hanya itu, dan cuma itu. Perasaan takut salah atau merasa  hasil tulisannya jelek dan sejenisnya adalah sebuah kesalahan dalam menulis itu sendiri. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H