Pekan Olahraga dan Seni Pesantren Nasional (Pospenas) merupakan hajatan nasional yang diselenggarakan secara rutin per 3 (tiga) tahun. Tahun 2016 adalah Pospenas ke-7 yang diselenggarakan dari tanggal 22-28 Oktober 2016 di Bumi Surosowan, Banten. Hajatan ini dilaksanakan bertepatan dengan Hari Santri Nasional bertujuan untuk menunjukkan bahwa santri pondok pesantren tidak hanya pandai dalam baca kitab kuning semata, tetapi juga memiliki potensi di bidang olahraga dan seni yang sangat luar biasa.
Menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, pondok pesantren merupakan institusi keagamaan khas Indonesia. Kegiatan pengembangan olahraga dan seni adalah bagian yang menyatu dari aktifitas pesantren. Motto yang diangkat pada Pospenas ke-7 adalah “santun, sportif, indah dan religius”. Ini adalah langkah strategis dalam memeberikan ruang bagi kalangan santri pondok pesantren untuk bersinergi, bersilaturahim, dan berkompetisi membangun keunggulan terutama di bidang olahraga dan seni.
Harapan Menag dalam Pospenas ke-7 ini muncul bibit-bibit yang khususnya dari kalangan santri agar bisa berkontribusi dalam pengembangan bidang olahraga, seni dan kebudayaan sehingga dapat mewujudkan keseimbangan antara kesehatan jasmani dan rohani. Sejalan dengan harapan Menag, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, berharap dua hal dari perhelatan Pospenas 2016 ini. Pertama, meningkatkan sportifitas para atlet dalam bertanding dan menumbuhkan pemahaman bahwa proses dalam bertanding jauh lebih penting daripada hasilnya. Kedua, menguatkan rasa cinta budaya para atlet terhadap daerahnya.
Adapun spirit Pospenas yang disampaikan dalam sambutan Presiden RI, Joko Widodo, pada malam pembukaan 22 Oktober 2016 adalah untuk terus menyalakan kembali api semangat yang 71 tahun lalu pernah ditiupkan oleh Kyai Hasyim Asy’ari saat menyampaikan resolusi jihad. Kala itu, para santri sangat bersemangat dan berapi-api melawan penjajah. Api semangat jihad tersebut harus terus bergelora di dada mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan baru di era kemerdekaan kini.
Dalam konteks kekinian, Jokowi menegaskan bahwa semangat api jihad tersebut harus bisa dipakai untuk membakar kemiskinan, kebodohan, dan ketimpangan sosial. Indonesia adalah bangsa yang besar, untuk bisa menjadi bangsa yang diperhitungkan bangsa-bangsa lain kuncinya adalah tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Pospenas adalah salah satu bentuk kegiatan yang mendukung cita-cita di atas yaitu berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya.
Filosopi Olahraga dan Seni
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik positif yang bisa dilakukan oleh semua orang. Disamping memberikan dampak positif bagi tubuh, ada banyak pula manfaat non-fisik lainnya. Misalnya, sebagai media untuk mendapat dan memperbanyak teman, hal ini bisa terjadi pada saat berlatih atau bahkan saat bertanding sekalipun. Selain menjadi hobi, olahragapun kini menjadi sebuah profesi menjanjikan yang bisa mengahasilkan materi.
Ada lima (5) unsur yang terkandung dalam olahraga, diantaranya unsur kesehatan, rekreasi, permainan, pendidikan dan keterampilan. Kelima unsur tersebut berkaitan dengan jiwa, dimana jiwa manusia berhubungan erat dengan karakter dan kepribadian. Setidaknya karakter dan kepribadian dapat dibentuk melalui pemahaman nilai-nilai filosofis dalam olahraga, antara lain sportivitas, kejujuran, fair play, dan mental siap menang dan siap kalah. Nilai-nilai filosofis di atas harus dimiliki setiap individu sebagai warga negara, tak terkecuali santri sebagai penerus bangsa ini.
Sedangkan seni adalah salahsatu media yang biasa digunakan manusia untuk mengekspersikan sesuatu. Di dalam penggunaanya sedikit banyak menggunakan perasaan yang akan berpengaruh terhadap suatu pencapaian atau hasil karya seseorang. Di daalam seni pula, perasaan harus dikuasai lebih terlebih dahulu, diatur dan dikelola sedemikian rupa untuk kemudian direpresentasikan menjadi sesuatu. Representasi seni merupakan upaya pengungkapan kebenaran atau kenyataan semesta sebagaimana ditemukan oleh pelakunya.
Dalam kehidupan sosial, seni sering dikaitkan dengan urusan moral. Ada dua (2) pandangan soal seni dan moral tersebut. Pertama, bahwa seni harus bersendi kepada moral, sementara pandangan kedua berpendapat bahwa seni adalah murni untuk seni yang tak terikat oleh moral.
Kalau kita analisis lebih intensif dan mendalam, sebenarnya seni dan moral adalah dua subjek yang berbeda namun tujuan akhirnya sama, yaitu untuk keluhuran budi manusia itu sendiri. Seni mengabdi kepada keindahan, sedangkan moral pada kebaikan. Seni yang sejati sudah barang tentu bermoral, moralnya adalah keindahan itu sendiri, sebab keindahan adalah kebaikan dan kebenaran.