Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pola Pengasuhan Orangtua dan Dampaknya bagi Perkembangan Anak

20 Januari 2020   08:50 Diperbarui: 20 Januari 2020   11:41 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bagan dari psychologytoday.com

Berdiskusi dengan anak juga adalah cara lain untuk menunjukkan cinta. Mengajaknya berbicara, bertanya tentang dirinya, tentang  perasaannya secara sederhana membuat konsep hidup yang mereka terima akan banyak bermakna.

Ketika anak-anak bertambah matang, orangtua dapat menunjukkan kasih sayang dengan cara-cara non-fisik, seperti memperhatikan anak-anak, mengingat dan merayakan momen-momen penting dalam hidup mereka, mengajaknya menemui orang-orang baik di sekitar mereka, meminta mereka menyampaikan pendapatnya, perasaannya tanpa ada rasa khawatir akan respons yang negatif dari orangtua seperti dimarahi, dipersekusi bahkan mereka harus merasa aman ketika harus berbicara jujur walau dalam kesalahan. Kelak mereka akan tumbuh sebagai pribadi yang penuh kasih dan kuat dalam karakter kebaikan.

Penutup, pola pengasuhan setiap orangtua tentu memiliki corak yang tidak terlepas dari latar belakang kultur, pola pikir, kematangan emosi, dan wawasan. 

Gaya pengasuhan diyakini memiliki dampak jangka panjang, oleh karenanya orangtua perlu memperhatikan pola asuhnya dan pendekatan apa yang bisa diterapkan dalam pendidikan anak di rumah. 

Selanjutnya gaya pengasuhan dengan pendekatan yang baik juga tentunya perlu diterapkan di sekolah oleh setiap guru yang terlibat dalam interaksi dengan anak didik. Karena guru secara de facto, adalah personifikasi orangtua dalam lingkungan anak selain di rumah, dan guru memberikan bentuk perilaku dan pola pikir anak dalam perjalanan hidup selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun