Mohon tunggu...
Bung Pantau
Bung Pantau Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengamat Jakarta dari pakar militer dan IT

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Usul solusi Pembenahan Infrastruktur Penyebab Kemacetan - Kiranya Lengkap

13 November 2014   23:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:52 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Bila bapak jonan mendukung ide2ku, tapi yang saya keluhkan mohon ditanggapi yaitu kesempitan jalan karang tengah di lebak bulus sehingga ke limo (cinere di pondok labu). Kemacetan jalan itu sudah menjadi makanan sehari hari bagi masyarakat pinggiran jakarta.Padahal dulu cinere seperti cinere mas pernah bagian dari Jakarta. Mohon dilakukan pelebaran jalan mulai dari blok ace hardware bona indah ke limo.Banyak kemacetan terjadi gara2 beberapa pertigaan tersebut. Mohon dibatasi untuk pengadaan beberapa turn U. Begitu juga kemacetan luar biasa kadang tiap weekend di perempatan karang tengah lebak bulus tersebut (mengarah adiaksa) juga mohon dibuat turn U.

Begitu juga jalan lebak bulus raya 1 sering mengalami kemacetan, ini layak dipikir dibuat turn U.Coba pak Jonan tanya sama satpam bona indah yang ada di pos bona indah di lebak bulus raya 1. kenapa bisa macet. Itu karena kendaran berlawanan, kendaraan dari alternatif simatupang maupun kendaraan dari komplek bona indah saling berbenturan terkena macet sehingga terlalu lama macet.

Kemacetan juga terjadi di jalan pondok labu itu terlampir gambar, di situ penyempitan jalan, tiap hari kendaraan2 dipaksa berputar dulu. Jadi solusinya, lahan kalau milik toko2 di jalan umum, diambil alih saja. nanti buat tempat parkir terpadu di sisi lain biar turun dan jalan kaki ke toko hanya beberapa meter asal jalan trotoar yang layak dengan pohon teduh.. jangan ada gerobak PKL yang menghalangi.. tidak harus parkir sepanjang jalan lagi.. macet memang memusingkan yang seharusnya diselesaikan tahun2 dari dulu. tidak ada mau diselesaikan dengan solusi oleh pemda setempatnya.

Ada lain, karena banyak kendaraan mau kerja dari botabek, tapi infrastruktur transportasi umum terintegrasi belum tersedia. Maksudnya kenapa komplek yang cukup jauh rute transportasi umum, malahan ada rute transportasi umum mengarah ke pinggiran lain BUKAN ke terminal terintegrasi yang ada busway/transjakarta.

Sebagai contohnya biar jelas saya asli tinggal di cinere mas, komplek cinere mas tidak ada angkot yang bisa langsung ke terminal lebak bulus maupun ke terminal ragunan yang ada busway. memang ada angkot mengarah ke terminal lebak bulus, itu hanya harus "BERPUTAR" ke pondok cabe dulu baru ke juanda ciputat lalu ke terminal lebak bulus. itu cukup jauh dan melelahkan karena tidak ada angkot balik lagi agar langsung ke terminal lebak bulus dari cinere mas.. tapi itu memang tidak ada, harus berputar dulu. Bukankah seharusnya bolak balik itu HARUS ADA. misalnya angkot ke pondok cabe melalui cinere mas, TAPI juga ada angkot menuju lebak bulus HARUS lewat cinere mas.

Nah, kalau kita naik angkot dari cinere mas, menuju terminal pondok labu yang tidak ada busway, terus ganti angkot lagi untuk menuju terminal ragunan. itu contoh turun naik dua kali angkot banyak masyarakat kota jakarta tidak suka naik transportasi umum karena pelayanannya JOROK dan tidak nyaman.

Solusinya: bila kita dari cinere mas, ke terminal pondok labu, harusnya di situ semua terminal non busway seperti itu disediakan bus feeder untuk menuju ke terminal ragunan jadi itu biayanya disatukan tiket sama. Masyarakat baru mau banget naik transportasi umum tanpa naik mobil pribadi.

Percayalah padaku, menjadi alasan kenapa masyarakat tidak mau naik angkot dua kali, kan turun di jalanan panas terik matahari dan trotoar sangat buruk. makanya harus turun ke terminal yang ada bus feeder menuju ke terminal yang ada busway.

Bapak jonan, saya usulkan agar semua angkot/mikrolet diganti dengan bus sedang dan besar. Karena kalau pemda dukung angkot, berarti puluh ribuan angkot menyesakkan botabek. Padahal 100 angkot cukup diganti 5 bus sehingga lancar jalan dan pergerakan bus sangat cepat sekali. Apalagi bus berAC dan satu MESIN cukup. Bukan lah kita membutuhkan 100 mesin angkot yang berpolusi. Jadi idealnya, pengadaan bus pengganti angkot, sebaiknya termasuk feeder komplek. Masalah para sopir angkot bisa ditransfer jadi sopir bus dan pekerjaan lain yaitu lowongan kebersihan, tukang bersih dan mekanik terminal. Karena satu bus sangat menghemat biaya operasional 20 angkot karena satu mesin DIESEL yang irit bensin, kuat dan jauh. Keuntungan adalah bus memiliki AC dan pembayaran menggunakan E-tiket.

apa kata orang2 bule melihat banyak angkot sembrawut di bogor, botabek... orang2 bule sampai geleng2 kepala.. kenapa tidak dimerger jadi BUS sehingga jalan tetap lancar dan indah lingkungan. Bila jalan lancar ya bus cepat nyampai. Daripada banyak angkot memacetkan jalan umum.

Bus feeder komplek perlu berseat 60 penumpang tidak masalah tapi hanya cocok di sekitar komplek padat, asalnya jalanan komplek serute harus diperbaiki yaitu pohon2 dirapikan agar ranting2 pohon tidak menghalangi arus bus2 besar. Hemat tentu besar bila bus terbesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun