Mohon tunggu...
Bung Lomi
Bung Lomi Mohon Tunggu... Freelancer - Debutant Writer

Read Well, Write Well

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta & Benci Menurut Empedokles

8 Oktober 2019   21:43 Diperbarui: 28 Maret 2021   13:23 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman-zaman tersebut adalah:

  1. Zaman pertama. Di sini cinta dominan dan menguasai segala-galanya, alam semesta dibayangkan sebagai sebuah bola, di mana semua anasir tercampur dengan sempurna, dan benci dikesampingkan ke ujung.
  2. Zaman kedua. Benci mulai masuk untuk menceraikan anasir-anasir, sehingga alam semesta sebagian dikuasai oleh cinta dan sebagian lagi dikuasai oleh benci. Benda-benda memiliki kemantapan tetapi dapat lenyap, misalnya makhluk-makhluk hidup dapat mati. Menurut Empedokles, manusia hidup pada zaman ini.
  3. Zaman ketiga. Apabila perceraian anasir-anasir selesai, mulai berlaku zaman ketiga, di mana benci menjadi dominan dan menguasai segala-galanya. Keempat anasir yang sama sekali terlepas satu sama lain merupakan empat lapisan kosentris: tanah di dalam pusat dan api pada permukaan. Cinta kini berada di ujung.
  4. Zaman keempat. Sekarang cinta masuk kembali hingga timbul situasi yang sejajar dengan zaman kedua. Apabila cinta menjadi dominan, artinya zaman pertama dimulai kembali.

Empedokles berpendapat, bahwa perubahan termasuk apa yang kita sebut kedalam keberadaan dan kematian, hanyalah campuran dan pemisahan dari keempat elemen yang tidak dapat berubah (tanah, udara, api, air)

Menurut Aristoteles, Empedokles meninggal pada usia 60 tahun pada 430 SM atau 432 SM. Meskipun penulis lain memilikinya sampai usia 109.

Cara kematiannya pun tidak diketahui secara pasti yang juga mencerminkan status mitosnya, Menurut legenda, Empedokles meninggal dengan cara terjun ke kawah vulkano di gunung Etna ( gunung berapi aktif di pesisir timur Sisilia)

Pemikiran Empedokles tentang empat anasir tadi kemudian akan diambil-alih oleh Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lainnya. Karena kosmologi Aristoteles diterima umum sepanjang seluruh Abad Pertengahan, maka teori tentang empat anasir merupakan pandangan dunia sampai awal zaman modern.

"Cinta mengikat segala sesuatu, namun perselisihan memisahkannya" - Empedokles

Referensi :

  • Achmadi, Asmoro. 2016. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali Pers
  • Barnes, Jonathan. 2001. Early Greek Philosophy. London: Penguin.
  • Gaarder, Jostein. 2018. Dunia Sophie. Bandung: PT Mizan Pustaka.
  • K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius.
  • Mengenal Sosok Filosof Empedocles, banuabiznet.com
  • Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun