Untuk yang belum mengerti, Trending Topic (TT) Twitter adalah hal yang sedang populer saat yang dibicarakan saat itu, mekanisme TT yang digunakan oleh Twitter adalah berdasarkan banyaknya orang yang membicarakannya, dasar penghitungannya menggunakan dasar perubahan dan peningkatan pembicaraan, bukan volume orang yang membicarakannya. Jadi ketika suatu hal menjadi TT, apalagi TT di urutan pertama, maka bisa disimpulkan bahwa topik itu adalah topik yang sedang dibicarakan oleh banyak pengguna Twitter.
Pada awalnya, Trending Topic (TT) adalah sarana promosi yang digunakan oleh sebagian merek dagang tertentu untuk mempromosikan barang tertentu atau ketika ada produk baru yang memerlukan pengenalan secara umum kepada masyarakat. TT adalah sarana promosi termudah, dan dampaknya seketika, karena memanfaatkan efek viral yang memang menjadi ciri khas dari promosi di media sosial.
Baru–baru ini, Dunia media sosial diramaikan dengan Hashtag (Tagar) #bongkardanaforbali. Yang merupakan buntut dari berita tentang pertanyaaan dari Presiden Jokowi kepada Gubernur Mangku Pastika masalah pendanaan ForBali. Awalnya saya tidak begitu menggubris, karena yang saya lihat, itu hanya sebuah pertanyaan, dan beberapa orang di ForBali juga sudah menjelaskannya. Hal ini kemudian menjadi berbeda ketika #bongkardanaforbali menjadi TT di Twitter, dengan ada ribuan orang yang Tweet maupun ReTweet. Ada yang aneh, dan logika saya berpikir kalau ini tidak masuk akal.
Kejadian TT #bongkardanaforbali ini membuat saya sedikit terusik dan mencoba menelusuri sumbernya. Setelah beberapa jam, akhirnya saya menemukan sumber, kenapa tagar tersebut menjadi TT. Screenshootnya saya sertakan pada gambar berikut.
Dari Screenshoots diatas bisa dilihat kalau memang ada pesanan, ada kuis yang berhadiah, dan ada pemenangnya. Ada pula target TT yang hendak dicapai oleh penyelenggara kuis. Hadiah yang ditawarkan beragam, mulai dari pulsa 150 ribu, hingga hadiah yang berupa telepon genggam.
Motif yang paling kentara, kenapa orang rela mengeluarkan uang untuk membuat sebuah tagar menjadi TT adalah untuk membuat tagar tersebut muncul kepermukaan dan seolah – olah sedang dibicarakan oleh banyak orang. Padahal dalam kenyataannya, itu hanyalah pesanan. Ketika terkesan dibicarakan oleh banyak orang, dari sinilah media online maupun cetak mulai masuk dan menggali berita tersebut, seolah – olah mereka mebicarakan suatu berita yang sedang trend saat itu.
Peristiwa ini kemudian menjadi masalah, ketika efek viral dari media sosial itu berjalan melalui berita tersebut. Sepengetahuan saya, kita tidak pernah benar–benar tahu siapa dan berapa orang yang telah menyebarkan berita itu, dan kita tidak akan pernah bisa membuat klarifikasi atas semua orang yang telah membagi berita tersebut. Akhirnya, akan ada peristiwa bohong atau hoax, yang sedang tersebar yang tentu akan merusak citra atau mencemarkan nama baik dari yang subyek dibicarakan. Damage cost, atau nilai kerusakan dari kejadian ini tidak terhitung nilainya, dan bisa dilakukan penuntutan hukum, jika ditemukan siapa–siapa pelakunya.
Menyebarkan berita bohong sama dengan menyebarkan fitnah, dan menyebarkan fitnah adalah dosa besar yang telah dijelaskan dalam setiap ajaran agama. Ini dilakukan dengan terstruktur, sistematis dan masif oleh oknum tertentu dengan maksud dan motivasi politis. Hal ini perlu untuk kita waspadai bersama.
Sebagai gambaran, modus atau cara pemilik akun tersebut mendapatkan TT di twitter, saya sertakan cara serupa yang dilakukan oleh akun lain, yang saya gambarkan dalam screenshoot berikut.
Saya mencurigai ini juga terjadi pada tagar #balikinKTPgue yang ditujukan untuk menyerang Teman Ahok. Karena pemberitaan sebelumnya, Ahok maju melalui jalur Partai Politik. Dikesankan kalau pendukung Ahok kecewa dengan pilihan tersebut. Klarifikasi juga sudah dilakukan oleh Teman Ahok mengenai masalah ini.
Saya mencoba menelusuri asal dari TT tersebut, karena saya mencurigai, modus yang sama berlaku disini. Tapi penelusuran saya berbuah nihil, karena data mengenai ini telah terhapus, termasuk akun yang memulai juga sudah tidak bisa ditemukan. Tapi ada satu hal yang sangat lucu dalam peristiwa ini, ketika ditelusuri, daerah yang memuat tagar ini kebanyakan berasal dari luar Jakarta, bahkan melingkupi seluruh wilayah Indonesia. Saya sertakan screenshoot-nya.
Untuk kita ketahui bersama, media sosial saat ini adalah media yang paling dinamis, dan perkembangan informasinya sangat cepat. Kita semua diwajibkan untuk lebih cerdas dalam memilah dan memilih informasi yang ada, karena tanpa itu, kita akan terjebak dan turut serta dalam menyebarkan berita bohong, hoax, yang berujung fitnah. Dampak dari berita bohong ini tentunya sangat buruk untuk subyek dari berita tersebut.
Tidak masalah jika yang disebarkan adalah sebuah berita valid yang bisa di klarifikasi, tapi ketika itu berupa kebohongan, kita semua tahu konsekuensi hukum yang akan kita hadapi.
Ahhh... nyiup kopi malu jak roko katih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H