Mohon tunggu...
Bung Kusansejarah
Bung Kusansejarah Mohon Tunggu... -

Indonesia Tanah Air Beta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rumah Pergerakan Vs Rumah Boneka

17 September 2013   00:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:47 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hal yang sangat kontradiktif!

Di Rumah Anas, yang ditawarkan adalah tempat untuk berkumpulnya persaudaraan untuk memikirkan dan membuat sesuatu yang lebih baik di republik ini. Kemudian, di tempat Konvensi, yang ditawarkan adalah berbagai upaya dan janji-jani untuk merebut Kekuasaan di Republik ini!

Sulit membayangkan, bagaimana dalam situasi negara sedang dibanjiri barang-barang impor, dolar yang terus menguat dan rupiah yang melemah, teror terhadap polisi, kekeringan di beberapa daerah, para buruh yang sudah mulai bergejolak menuntut haknya, juga persoalan-persoalan lain, sederetan pesohor dan pejabat-pejabat penting di republik ini menebar janji-janji.

Banyak spekulasi, bahwa perhelatan politik di rumah Anas adalah upaya mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu untuk kembali ke dunia politik. Ada juga yang menganalisa, bahwa ormas yang digagas Anas itu akan menjadi kendaraan politiknya yang baru. Atau pengamatan lain mengatakan bahwa Anas akan membuat benteng pertahanan politik dengan membentuk Ormas baru itu.

Tentu, tak ada yang salah dari pendapat itu. Namun, melihat bagaimana respon publik yang begitu besar terhadap Rumah Pergerakan yang digagas Anas dan teman-temannya, sangat terlihat bahwa Anas dalam benteng pertahanan politiknya yang sangat sederhana, masih memiliki daya-dorong yang sangat kuat. Terutama untuk mengingatkan pada publik bahwa oligarki kekuasaan atau politik kekerabatan bisa menjadi penyebab terjadinya krisis politik di republik ini.

Krisis ini bisa menjadi parah jika pada proses pemilihan calon-calon pemimpin di republik ini, dilakukan dengan cara membuat tokoh-tokoh boneka sebagai tempat untuk menyembunyikan pengendali kekuasaan yang sebenarnya.

Terlepas dari salah atau benar "cara baca" ini, yang jelas dari dua perhelatan politik di Hari Minggu kemarin, sangat terlihat: siapa yang memiliki kualitas lebih unggul!

Juga terlihat sekali: Siapa yang stablil dan siapa yang labil?

Wallahu Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun