Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Alasan Patrick Kluivert Sosok Tepat sebagai Pelatih Indonesia

6 Januari 2025   01:03 Diperbarui: 6 Januari 2025   20:50 10126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patrick Kluivert (kanan) kala mendampingi Louis van Gaal di bench timnas Belanda pada Piala Dunia 2014. (FOTO: Eurosport.com via Tribunnews)

Tentu kita tak mau nasib sama menimpa Indonesia juga kelak. Namun jangan fokus ke tersingkirnya Curacao di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia, melainkan pada pengalaman Kluivert di ajang Kualifikasi Piala Dunia.

Lagipula, apa yang dipersembahkan Kluivert kala itu merupakan pencapaian terbaik sepanjang sejarah sepak bola Curacao. Bayangkan, sebelum itu mereka bahkan tak mampu berbicara banyak di level Karibia.

Lihat, bukankah situasi tersebut mirip Indonesia yang hingga kini masih tertatih-tatih di kancah Asia Tenggara? Hanya para penggemarnya yang suka menyombong di media sosial jika timnas sudah kelas Piala Dunia.

Selain itu, Kluivert-lah yang meloloskan Curacao ke putaran final Concacaf Gold Cup 2017 setelah absen selama 40 tahun terakhir. Di level regional, ia juga mempersembahkan tiket ke putaran final Piala Karibia 2017.

Menariknya, sekalipun terhitung sukses dan menghadirkan prestasi, Kluivert memilih mundur. Posisinya digantikan oleh asistennya, Remko Bicentini, yang kemudian membawa Curacao menjuarai Piala Karibia 2017. 

Kedua, skuad Indonesia diisi banyak pemain keturunan kelahiran Belanda. Beberapa di antaranya pernah atau sedang membela klub yang sempat dilatih oleh Kluivert.

Sebagai orang Belanda, rasa-rasanya Kluivert tidak bakal kesulitan beradaptasi dengan para pemain Indonesia. Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, Calvin Verdonk, Jay Idzes dan pemain kelahiran Belanda lainnya bisa membantu mempercepat proses ini karena memiliki kesamaan bahasa.

Lalu sebagai sosok yang mendorong "naturalisasi" semasa menangani Curacao, Kluivert adalah partner tepat bagi PSSI-nya Erick Thohir yang memilih strategi ini untuk mendongkrak prestasi timnas. Dengan kata lain, keberadaan Kluivert tidak akan mengganggu kelanjutan usaha mendatangkan pemain-pemain baru hasil binaan KNVB.

Semasa menangani Curacao, Kluivert berjasa meyakinkan sejumlah pemain yang berlaga di liga top Eropa untuk membela tanah leluhurnya. Satu di antaranya bintang Aston Villa Leandro Bacuna, saudara kandung pembobol gawang Indonesia Juninho Bacuna.

Poin terakhir, Kluivert yang eks bomber subur adalah mentor tepat bagi jajaran penyerang Indonesia yang tengah mandul. Kita sama tahu, tumpulnya lini depan timnas ini sudah menahun dan tak kunjung bisa diatasi STY.

Jika STY minta tambahan asisten pelatih khusus striker, Kluivert mustinya dapat melakukan tugas itu sendiri. Di usia 48 tahun, ia tentu masih dapat dengan mudah memberi contoh langsung bagaimana seharusnya mengeksekusi bola di depan gawang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun