Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengembalikan Indonesia dalam Daftar Top Scorer Piala AFF

26 November 2024   17:33 Diperbarui: 26 November 2024   23:21 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Skuad Timnas Indonesia merayakan Marselino Ferdinan ke gawang Arab Saudi dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Selasa (19/11/2024) di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. (KOMPAS.com/ADIL NURSALAM)

Ini bukan tuntutan, melainkan permintaan kepada STY untuk membuktikan ucapannya sendiri. Jika memang level Indonesia bukan lagi Asia Tenggara, melainkan Asia, buktikan dengan memperlihatkan bahwa tim asuhannya tidak kesulitan mencetak gol di Piala AFF yang sebagian besar kontestannya, seperti kata netizen, tim kroco level ASEAN.

Tidak mampu dan beralasan skuadnya mayoritas berusia muda? Lha, kenapa menurut saja ketika diminta membawa tim muda? Bukankah STY sebagai pelatih mempunyai wewenang penuh dalam menentukan komposisi skuad?

Lagipula, Kurniawan baru berusia 20 tahun ketika menjadi top scorer Piala AFF 1996. Gendut Doni juga baru berusia 21 tahun ketika memuncaki daftar pencetak gol terbanyak Piala AFF 2000.

Pemain Indonesia yang meraih sepatu emas Piala AFF dalam usia paling tua adalah Bambang. Itupun usianya baru 22 tahun kala menjadi top scorer Piala AFF 2002.

Pendek kata, Shin Tae-yong tak bisa menjadikan faktor usia sebagai alasan jika kelak gagal menempatkan pemain-pemain pilihannya dalam daftar pemain tersubur di Piala AFF 2024.

Kalau Danurwindo (1996) dan Nandar Iskandar (2000) yang merupakan pelatih lokal saja bisa melakukannya, masa iya seorang Shin Tae-yong dengan atribut pelatih Piala Dunia tak mampu? Ingat, ini cuma kompetisi regional yang dikata-katai sebagai Piala Chiki oleh fans garis keras STY sendiri.

Jadi, satu kata: buktikan!

Talang Datar, 26 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun