Jumlah tersebut cuma separuh dari total gol yang dicetak Teraseel Dangda di sepanjang turnamen. Penyerang Thailand tersebut mengemas 6 gol dan mengantar negaranya meraih trofi.
Sebelum itu, pemain Indonesia juga tak bisa mengemas lebih dari 3 gol pada edisi 2012 dan 2014. Rekor yang sedikit memalukan karena kalah dari negara-negara lebih lemah seperti Kamboja dan Myanmar yang masing-masing mencatatkan Chan Vathanaka dan Kyi Lin dengan torehan 4 gol.
Pada edisi 2010, tahun di mana Indonesia mencapai partai final dan berpeluang besar menjadi juara, hanya ada nama Cristian Gonzales dengan koleksi 3 gol. Raihan sama dicatatkan Budi Sudarsono pada perhelatan sebelumnya di 2008.
Selain sering absen sejak edisi 2012, per Piala AFF 2010 tak ada lagi pemain Indonesia yang mampu mencetak lebih dari 3 gol dalam satu perhelatan. Catatan yang terakhir kali dibuat Budi Sudarsono dengan 4 gol pada 2006.
Ini jelas sebuah kemunduran besar dibandingkan turnamen-turnamen sebelumnya, di mana penyerang-penyerang Indonesia kerap bertengger sebagai top scorer. Misalnya Ilham Jayakesuma (7 gol) pada Piala AFF 2004, Bambang Pamungkas (8 gol) pada Piala AFF 2002, Gendut Dony Christiawan (5 gol) pada 2000, dan Kurniawan Dwi Yulianto (7 gol) pada edisi perdana di tahun 1996.
Kala itu Indonesia bahkan tak cuma menempatkan seorang pemain dalam 3 besar top scorer. Misalnya pada 2004 yang diisi Ilham dan Achmad Jufriyanto di tempat ketiga dengan 4 gol, serta edisi 2002 yang diisi Bepe dan Kurniawan (5 gol).
Pembuktian STY
Untuk urusan ketajaman, dalam tiga edisi terakhir pemain Indonesia kalah dari penggawa Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Penyerang ketiga negara itulah yang mendominasi daftar top scorer Piala AFF sejak 2018.
Hal ini tidak boleh lagi terulang pada Piala AFF 2024. Selain merupakan kesempatan ketiga Shin Tae-yong memimpin di ajang ini, bukankah pelatih asal Republik Korea tersebut pernah berkata di media bahwa Indonesia telah berada di level Asia?
Memakai asas jam terbang, pencapaian STY seharusnya lebih baik pada kesempatan ketiganya ini. Memasukkan faktor skuad yang rata-rata berusia muda, sejelek-jeleknya ia musti bisa membawa Indonesia mencapai semifinal seperti Piala AFF 2022.
Ya, bare minimum Indonesia di ajang Piala AFF adalah mencapai semifinal. Saya rela timnas lagi-lagi tidak juara, sepanjang STY tidak mentok di fase grup dan juga bisa menempatkan nama pemainnya di dalam daftar top scorer.
Ini bukan tuntutan, melainkan permintaan kepada STY untuk membuktikan ucapannya sendiri. Jika memang level Indonesia bukan lagi Asia Tenggara, buktikan dengan memperlihatkan bahwa tim asuhannya tidak kesulitan mencetak gol di Piala AFF yang sebagian besar kontestannya tim kroco.