Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga 1 Jadi Nomor Dua di Asia Tenggara, tetapi....

21 Oktober 2024   06:54 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:50 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persib Bandung, juara Liga 1 2023-24, jelang laga pembuka musim 2024-25 melawan PSBS Biak, 9 Agustus 2024. (KOMPAS.com/ADIL NURSALAM)

Data terbaru Transfermarkt.com mengubah tabel peringkat liga-liga domestik se-Asia Tenggara. Di mana Liga 1 menduduki peringkat kedua, mengungguli Malaysia Super League dan Vietnam League 1.

Mengolah data yang dimutakhirkan pada 20 Oktober 2024, posisi pertama ditempati oleh Thailand League 1. Ini merupakan comeback bagi liga negeri Gajah Putih, setelah pada tahun sebelumnya berada di bawah Liga 1 Indonesia.

Dengan demikian, Liga Indonesia sebetulnya mengalami penurunan peringkat. Digusur oleh Thai League 1 yang kembali naik ke takhta yang sempat lama mereka duduki sebelum dijeda oleh peningkatan Liga 1.

Pada tempat ketiga dan keempat berturut-turut ditempati oleh Malaysia Super League (MSL) dan Vietnam League 1 (V-League). Kemudian diikuti Singapore Premier League (SPL) pada peringkat kelima.

Sedangkan peringkat keenam hingga kesembilan diduduki oleh Cambodia Premier League, Philippines Football League, Myanmar National League dan Laos Premier League. Tak ada nama Timor Leste dan Brunei Darussalam dalam daftar yang disusun oleh akun X @theaseanfootball ini.

Apakah ini berarti Liga 1 lebih baik dari MSL, V-League dan SPL serta hanya kalah dari Thai League? Jangan senang dulu.

Kenapa? Karena pemeringkatan ini bukan berdasarkan kualitas liga bersangkutan, melainkan market value alias nilai pasar.

Indonesia Menurun, Filipina Meroket

Ya, daftar yang mengacu pada data terbaru Transfermarkt ini mengurutkan nilai pasar liga-liga domestik se-Asia Tenggara. Nilai tersebut berdasarkan market value klub-klub peserta masing-masing liga, termasuk di dalamnya nilai pasar para pemain.

Menurut daftar tersebut, nilai pasar Liga 1 sebesar 67,34 juta euro. Memakai kurs 21 Oktober 2024 pukul 00.31 WIB, yakni Rp16.803/euro, nominal itu setara dengan Rp 1,13 triliun atau persisnya Rp1.131.514.020.000.

Thai League di posisi pertama memiliki nilai pasar 75,48 juta euro (Rp 1,27 triliun). Naik sebanyak 1,18 juta euro dari periode sebelumnya.

Sebaliknya, market value Liga 1 mengalami penurunan drastis. Tahun lalu, ketika menduduki peringkat pertama daftar yang dinamai ASEAN Domestic League Value, nilai pasarnya sebesar 74,32 juta euro atau turun sebanyak 6,98 juta euro.

Daftar ASEAN Domestic League Value berdasarkan data Transfermarkt. Tabel oleh X/@theaseanfootball
Daftar ASEAN Domestic League Value berdasarkan data Transfermarkt. Tabel oleh X/@theaseanfootball

MSL juga mengalami penurunan nilai pasar sebesar 1,90 juta euro, menjadi 53,34 juta euro. Penurunan terbanyak dialami oleh Myanmar National League yang drop sampai 9,48 juta euro.

Sementara itu nilai pasar Philippines Football League (PFL) meningkat pesat, dari sebelumnya hanya bernilai 2,07 juta euro menjadi 13,08 juta euro. Itu artinya terjadi peningkatan sebanyak 11,01 juta euro.

Data tersebut menunjukkan klub-klub Filipina melakukan investasi besar-besaran demi menjadi lebih baik. Agar dapat bersaing tak hanya di level nasional, tetapi juga regional.

Hal ini tergambar dari nilai koefisien klub-klub Filipina yang merupakan cerminan kiprah kontestan PFL di kompetisi-kompetisi antarklub garapan AFC. Poin yang menentukan jatah ke AFC Champions League Elite, AFC Champions League Two atau AFC Challenge League.

Musim ini, FPL mendapat kuota 2 tiket langsung ke fase grup AFC Champions League Two. Masing-masing diperuntukkan bagi juara liga dan juara piala domestik bernama Copa Paulino Alcantara.

Liga Mahal, tetapi Kalah Kualitas

Berbanding terbalik dengan Indonesia yang hanya mendapatkan jatah 1 tiket langsung ke fase grup AFC Champions League Two. Slot yang diperuntukkan bagi juara Liga 1.

Dengan kata lain, secara kualitas Liga 1 yang bernilai 67,34 juta euro masih kalah kelas dari Philippines Football League yang nilai pasarnya hanya 13,08 juta euro. Hitung sendiri seberapa banyak selisih market value kedua liga domestik tersebut.

Kalau dengan Liga Filipina saja kalah, jangan ditanya bagaimana kalau dibandingkan dengan liga domestik dua negara rival abadi Indonesia di Asia Tenggara: Thailand dan Malaysia. Jawabannya cukup satu kata: jauuuh!

Jika juara liga domestik Indonesia dan Filipina hanya berhak tampil di AFC Champions League Two, kompetisi kasta kedua Asia, pemenang Thai League dan MSL diberi panggung di AFC Champions League Elite. Ya, masuk jajaran klub elite Asia.

Thai League bahkan mendapat dua slot ke AFC Champions League Elite. Satu tiket langsung bagi juara Thai League, sedangkan satu lagi tiket play-off bagi klub peringkat kedua klasemen.

Malah kalau ditotal keseluruhan kompetisi, Thai League mendapat 4 slot ke kompetisi antarklub Asia. Selain jatah ke AFC Champions League Elite, ada 2 tiket lagi ke AFC Champions League Two. Satu tiket langsung, satunya lagi play-off. 

Adapun Malaysia mendapatkan masing-masing 1 tiket langsung fase grup ke AFC Champions League Elite dan AFC Champions League Two. Yang pertama untuk juara MSL, sedangkan yang kedua untuk juara Malaysia FA Cup.

Dengan kata lain, kualitas klub-klub Liga 1 masih di bawah kontestan Thai League dan MSL. Kalau keok dari Thailand okelah, tetapi kalah dari MSL yang nilai pasarnya jauh lebih rendah?

Ironisnya lagi, Liga 1 yang bernilai pasar 67,34 juta euro ternyata kelasnya masih selevel alias sebelas-dua belas dengan V-League (42,93 juta euro), SPL (20,56 juta euro) bahkan PFL yang market value-nya cuma belasan juta euro!

Jadi, alih-alih senang, kita semua seharusnya merasa tertampar saat membaca daftar ini.

Talang Datar, 21 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun