Misalnya, Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar sengaja ditempatkan di Grup A agar setidaknya dapat melaju ke Putaran Keempat. Syukur-syukur bisa mengganggu Iran dan Uzbekistan sehingga menempati peringkat 1 atau 2 di klasemen akhir.
Lalu di Grup B, Korea Selatan bahkan dikepung tim-tim Timur Tengah. Irak, Yordania, Oman, Kuwait dan Palestina semuanya dikumpulkan di sini.
Sedangkan di Grup C, ada Arab Saudi dan Bahrain. Tim pertama diharapkan mampu mencuri satu tiket langsung--bersaing dengan Jepang dan Australia, sedangkan yang kedua digadang-gadang menduduki peringkat 3-4 dan melaju ke Putaran Keempat.
Nah, konon plot ini berpotensi diganggu Indonesia. Di luar dugaan, Tim Garuda sukses menahan imbang Arab Saudi dan Australia, sedangkan Bahrain kalah telak 0-5 dari Jepang setelah sempat menang mengejutkan di kandang Australia.
Jika sampai Indonesia menduduki peringkat empat klasemen akhir Grup C, Bahrain bisa-bisa tersingkir dan gagal ke Piala Dunia. Karena posisi 1, 2 dan 3 kemungkinan besar bakal menjadi milik Jepang, Arab Saudi dan Australia.Â
Maka, langkah Indonesia harus diadang. Kebetulan sekali partai berikutnya mempertemukan Bahrain dengan Indonesia.
Itu sebabnya, menurut teori ini, wasit Ahmed Al-Kaf sengaja mengulur injury time lebih dari 6 menit. Tujuannya agar Bahrain yang tengah tertinggal 1-2 dapat setidaknya menyamakan skor, sehingga tak kehilangan terlalu banyak poin di kandang sendiri.
Terjadilah apa yang kemudian terjadi.
Banyak Plot Hole
Satu dugaan menarik, tetapi sampai di sini saja sudah banyak plot hole dalam teori ini. Siapapun yang paham sepak bola dan mengikuti kompetisi-kompetisi dalam olahraga ini seharusnya tidak pernah mempercayainya karena tidak berdasar sama sekali.
Pertama, proses drawing dilakukan secara terbuka di markas besar AFC di Kuala Lumpur, 27 Juni lalu. Disaksikan oleh seluruh perwakilan tim-tim yang terlibat, termasuk Indonesia sebagai satu-satunya duta Asia Tenggara.