Kesimpulannya, tindakan Arnold merupakan hal yang lumrah dilakukan seorang pelatih bertanggung jawab. Terlepas lawannya tangguh atau biasa-biasa saja, gagal memenuhi target berarti harus rela meletakkan jabatan.
Ini jauh dari soal semakin moncer atau tidaknya performa timnas Indonesia. Akun-akun media sosial pemburu views dan engagement saja yang pintar mengolah momentum dengan membuat narasi-narasi hiperbolik.
Narasi-narasi bernada jemawa dan cenderung meremehkan calon lawan yang belakangan jadi hal lumrah. Mirisnya, yang tidak ikut-ikutan bersikap jemawa dianggap meremehkan kemampuan timnas, sampai dicap tidak nasionalis karena antitimnas.
Sampai kemudian benturan keras menghantam di Bahrain. Karena malah semakin menjadi-jadi alih-alih insyaf, datanglah hantaman jauh lebih keras dari sebelumnya di Qingdao, Tiongkok.
Talang Datar, 15 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H