Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Banjir Misinformasi jelang Tiongkok vs Indonesia

15 Oktober 2024   05:25 Diperbarui: 15 Oktober 2024   08:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagipula tahun itu Hong Kong masih menjadi bagian dari Kerajaan Inggris, menyusul Perjanjian Nanking yang diteken pada 29 Agustus 1842. Kenapa tidak sekalian saja dibilang Indonesia mengalahkan Inggris?

Demikian pula dengan apa yang disebut sebagai "kemenangan timnas" di FAT King's Cup pada 20 Februari 1987. Padahal yang turut serta di kejuaraan tersebut bukan timnas Indonesia, melainkan tim Galatama XI.

Sesuai namanya, Galatama XI adalah sebuah tim berisikan pemain-pemain terbaik Liga Sepak Bola Utama (Galatama)--salah satu liga domestik di Indonesia masa itu. Tidak bisa disebut timnas, sekalipun mungkin mayoritas pemainnya adalah penggawa Tim Garuda.

Tambahan lagi, ketika itu yang dihadapi Galatama XI bukanlah Tiongkok. Mengutip RSSSF, lawannya adalah kesebelasan dari Hubei. Ini nama provinsi yang beribukota di Wuhan, lokasi di mana wabah Covid-19 pertama kali muncul.

Hubei memang bagian dari Tiongkok. Namun sama halnya Hong Kong tadi, kesebelasan dari Hubei jelas bukan timnas Tiongkok.

Pertandingan vs Bahrain Diulang?

Kalau yang dua itu masih tergolong misinformasi, ada pula hoaks yang sempat berkembang luas dan--parahnya--dipercaya begitu saja. Yaitu kabar kalau pertandingan melawan Bahrain bakal diulang.

Saya sungguh garuk-garuk kepala melihat ini. Sejak kapan ada pertandingan sepak bola diulang cuma gara-gara pihak yang kalah merasa dicurangi?

Jangankan karena yang kalah merasa dicurangi, bahkan andai wasit yang bertugas terbukti melakukan kesalahan sekalipun tak bakal sebuah pertandingan diulang lagi. Perangkat pertandingan yang lalai memang dijatuhi sanksi, tetapi hasil pertandingan tetap.

Contohnya ketika gol Luis Diaz ke gawang Tottenham Hotspur di Premier League musim lalu, dianulir wasit Simon Hooper gara-gara kelalaian VAR Darren England dan asistennya Dan Cook. Kedua VAR-AVAR dijatuhi hukuman, tetapi Liverpool tetap saja kalah dari Spurs.

Yang terakhir beredar adalah adanya skenario negara-negara Timur Tengah (baca: Arab) untuk menjegal tim-tim potensial di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Indonesia yang performanya tengah menanjak disebut-sebut sebagai salah satu target operasi penjegalan ini.

Kalau ditanya bukti, hasil seri di kandang Bahrain bakal disebut. Mereka percaya wasit Ahmed Al-Kaf berat sebelah dan memang sengaja memperpanjang additional time agar tuan rumah, setidaknya, terhindar dari kekalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun