Sejak AFC merombak format Kualifikasi Piala Dunia zona Asia pada 2003, hanya sedikit tim Asia Tenggara yang mampu menembus Putaran Ketiga. Apalagi sanggup berbicara banyak di putaran ini.
Tepatnya hanya tiga tim. Yakni Thailand pada Kualifikasi Piala Dunia 2010, 2014 dan 2018; Indonesia pada edisi 2014 dan 2026 ini; serta Vietnam pada edisi 2022.
Ketiganya sama-sama tak mampu memberi perlawanan berarti. Bahkan mengakhiri Putaran Ketiga sebagai juru kunci grup.
Misalnya Indonesia yang tidak mampu meraih sebiji poin pun pada Kualifikasi Piala Dunia 2014. Tim Garuda selalu kalah, sehingga menjadi juru kunci Grup E. Catatan gol juga sangat buruk: 3-26 alias -23.
Pada edisi itu Thailand berakhir di dasar klasemen pula. Bedanya, mereka menjadi juru kunci Grup D dengan perolehan 4 poin berkat satu kemenangan atas Oman dan sekali seri saat menjamu Arab Saudi.Â
Vietnam juga mengoleksi 4 poin di Kualifikasi Piala Dunia 2022, hasil sekali menang dan sekali seri. Sekalipun jadi juru kunci grup, fans Vietnam tetap bangga karena timnas mereka sanggup mengambil poin dari grup-grup berisikan Jepang, Arab Saudi, Australia, Oman dan Tiongkok.
Nah, jika mengalahkan Tiongkok, total koleksi poin Indonesia menjadi 6. Artinya, Coach Shin sukses menjadikan Tim Garuda sebagai duta AFF dengan perolehan poin tertinggi sejak Putaran Ketiga diperkenalkan AFC 21 tahun lalu.
Pertama Kali Menang di Tiongkok
Kedua, Shin Tae-yong juga punya kans untuk memperbaiki catatan head-to-head Indonesia vs Tiongkok. Selain cuma sekali menang saat pertemuan pertama pada 1957, Tim Garuda juga selalu tak berdaya setiap kali bermain di Daratan Zhongguo.
Banyak media menuliskan Indonesia menang 3 kali atas Tiongkok. Padahal selain yang disebut kemenangan itu terjadi di ajang invitasional, bukan pula turnamen resmi garapan FIFA maupun AFC, yang bertanding bukan timnas.
Contoh, kemenangan di FAT King's Cup 1987. Kala itu yang menang bukan timnas Indonesia, melainkan tim Galatama XI yang berisikan pemain-pemain terbaik Liga Sepak Bola Utama alias Galatama.
Pun ketika itu yang dihadapi bukan Tiongkok, melainkan kesebelasan dari Hubei. Hubei memang bagian dari Tiongkok, tetapi kesebelasan dari Hubei jelas bukan timnas Tiongkok.