Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Endrick di Antara Rekor, Potensi dan Sensasi

19 September 2024   16:21 Diperbarui: 20 September 2024   07:50 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Endrick kala tampil dalam pertandingan Real Madrid vs VfB Stuttgart di Liga Champions, Selasa (17/9/2024) lalu. FOTO: via UEFA.com

Bukan tidak mungkin Endrick mengikuti jejak sukses Vini bersama Madrid. Seniornya di timnas Brazil tersebut menjadi andalan El Real hanya dalam hitungan bulan semenjak bergabung pada 2018.

Bermain untuk klub berjuluk Raja Eropa juga menjanjikan deretan trofi bagi Endrick. Seperti halnya Vini yang langsung memenangkan FIFA Club World Cup pada 2018 alias hanya setengah tahun sejak berseragam putih-putih Madrid.

Sejauh ini Vini sudah memenangkan La Liga tiga kali (2019-20, 2021-22, 2023-24), ditambah satu trofi Copa del Rey (2022--23), tiga piala Supercopa de Espaa (2020, 2022, 2024), dua titel UEFA Champions League (2021--22, 2023--24), dua gelar UEFA Super Cup (2022, 2024) dan dua raihan FIFA Club World Cup (2018, 2022).

Memiliki banyak kesamaan dengan Vini, termasuk caranya bergabung dengan Madrid, rasa-rasanya lumrah jika Endrick diramalkan bakal menorehkan deretan prestasi serupa. Modalnya sudah ada, tinggal bagaimana si pemain pandai-pandai memanfaatkan kesempatan dan menjauhkan diri dari segala macam potensi halangan-rintangan.

Sensasi Mengiringi

Sayangnya, belum-belum Endrick sudah mulai bermain sensasi. Selepas mencatatkan rekor di Liga Champions, ia memenuhi headline pemberitaan dunia dengan kabar pernikahan dini.

Disebut dini karena usia Endrick baru 18 tahun sekian bulan. Usia yang belum matang sebagai seorang sebagai seorang laki-laki, juga sebagai seorang pesepak bola profesional.

Lebih-lebih perempuan yang dipersunting Endrick sebagai istri, Gabriely Miiranda, berusia 5 tahun lebih tua. Menambahkan bumbu-bumbu sensasi dalam setiap pemberitaan mengenai pernikahan ini.

Salah satunya tentang sederet 'kontrak' yang diajukan Gabriely, di mana poin-poinnya terlihat kekanak-kanakan bagi sebagian orang. Misalnya persyaratan harus mengucapkan 'I love you' setiap hari dan jika lupa bakal mendapat semacam denda.

Hal-hal seperti ini berpotensi mengganggu fokus Endrick sebagai pesepak bola. Jika terus-terusan dibiarkan sangat bisa jadi mengancam karirnya di lapangan hijau.

Endrick harus ingat, sudah banyak contoh pemain muda berbakat Brazil yang layu sebelum benar-benar berkembang. Salah satunya Alexandre Pato, calon bintang yang gagal bersinar terang karena sibuk dengan wanita ketika di luar lapangan.

Mirip dengan Endrick kini, Pato menikahi tunangannya Sthefany Brito ketika belum genap berusia 20 tahun. Sama-sama usia yang belum matang. Terbukti kemudian pernikahan mereka hanya bertahan 10 bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun