Karena itulah kemudian berkembang opini kalau sebetulnya bukan Forest yang mengalahkan Liverpool, melainkan jeda internasional. Pemikiran wajar, sebab sederet punggawa The Reds memang tampil membela negara masing-masing dalam rentang dua pekan lalu.
Luis Diaz yang sudah mengoleksi 3 gol musim ini, misalnya. Ia menjadi penyelamat Kolombia ketika memaksakan hasil imbang 1-1 di kandang Peru, 7 September lalu. Lima hari berselang, Diaz tampil penuh dalam kemenangan atas Argentina.
Tak hanya kelelahan karena terus bermain membela negara, Diaz juga kemungkinan masih mengalami efek jetlag. Itu sebabnya penampilan pemain bernomor punggung 7 tersebut tak maksimal dan digantikan Cody Gakpo pada menit ke-61.
Gakpo sendiri baru pulang membela Belanda di ajang UEFA Nations League. Ia turut menyumbang gol dalam kemenangan 5-2 atas Bosnia-Herzegovina (8/9/2024), lalu bermain sejak menit awal kala bermain imbang di kandang Jerman tiga hari berselang.
Selain Gakpo, dua punggawa Liverpool asal Belanda lainnya juga bermain penuh dalam dua pertandingan tersebut. Pelatih Ronald Koeman sangat mengandalkan Virgil van Dijk di belakang dan Ryan Gravenberch di tengah.
Hal sama dialami Diogo Jota yang selalu bermain dalam dua pertandingan Portugal. Demikian pula Dominik Szoboszlai yang tak tergantikan saat Hungaria meladeni Jerman dan Bosnia-Herzegovina.
Mohamed Salah jangan ditanya lagi. Kapten Mesir ini tampil sebagai starter saat negaranya mengalahkan Tanjung Verde 3-0 dan kemudian 4-0 atas Botswana. Salah bahkan menyumbang gol pada laga kedua.
Pendek kata, para pemain Liverpool disinyalir masih kelelahan akibat efek jeda internasional. Terlebih dua andalannya di lini depan, Salah dan Diaz, harus menempuh penerbangan lintas benua.
Bukan Alasan
Menariknya, Slot justru ogah menyalahkan jeda internasional sebagai penyebab kekalahan timnya. Dalam jumpa pers usai pertandingan, sebagai dilansir dari Liverpool Echo, manajer asal Belanda ini mengatakan kalau para pemainnya kembali ke kamp pelatihan dalam kondisi bugar dan siap tempur.
Alih-alih, Slot malah menyebut faktor utama kekalahan Liverpool adalah jeleknya kualitas penguasaan bola para pemain. Katanya, sejauh ini gol-gol yang dicetak timnya jarang sekali yang berawal dari momen transisi usai merebut balik bola dari lawan.
Sebaliknya, tim seperti Forest banyak melakukan serangan cepat mengandalkan transisi dari bertahan ke menyerang. Tak jarang memakai bola-bola panjang dalam dua-tiga operan, seperti yang berakhir dengan peluang emas Anthony Elanga.