Penggemar sepak bola pasti sudah sangat familiar dengan istilah "bola itu bulat". Kiprah Indonesia U-20 di ajang Seoul Earth on Us Cup 2024 adalah contoh terbaru lagi terdekat dari ungkapan tersebut.
Frasa di atas biasa dipakai untuk mengingatkan bahwa segala kemungkinan dapat terjadi dalam sebuah pertandingan. Tidak ada hasil pasti dalam sepak bola, sebab permainan ini tidak tersusun dari rumus-rumus matematika.
Makanya dalam setiap prediksi pertandingan selalu disertakan disclaimer dalam bentuk ungkapan "di atas kertas". Itu untuk menegaskan bahwa hitung-hitungan sebelum pertandingan (preview), lebih-lebih prediksi, sangat boleh jadi bakal sangat berbeda dengan hasil akhir di atas lapangan.
Siapa yang menyangka, misalnya, Argentina U-20 bakal dibuat bertekuk lutut oleh Indonesia U-20 di ajang Seoul Earth on Us Cup 2024. Padahal di antara empat kontestan, boleh dibilang Tango Muda adalah tim favorit turnamen. Sedangkan Garuda Muda rasa-rasanya ditempatkan sebagai underdog setelah tuan rumah Korea Selatan dan Thailand.
Maka, kemenangan tersebut layak membuat kita semua merasa bangga. Sekalipun terjadi bukan di ajang resmi, Argentina U-20 tetaplah salah satu tim papan atas dunia pada kelompok umur tersebut.
Mari kita hitung torehan gelar Argentina Muda. Juara Piala Dunia U-20 enam kali, juara Campeonato Sudamericana Sub 20 lima kali, juara Toulon Tournament dua kali, serta sekali menjuarai Pan American Games.
Bandingkan dengan rekor Indonesia U-20.
Terakhir kali Garuda Muda berbicara di level kontinental adalah pada Piala Asia U-20 edisi 1961. Itu tahun ketika Sri Lanka masih bernama Ceylon, Myanmar masih bernama Burma, Malaysia yang sekarang belum terbentuk, penguasa Tiongkok masih Republic of China-nya Chiang Kai-sek, serta Vietnam masih terbagi dua: Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.
Di level Asia Tenggara (AFF), Indonesia baru bisa meraih gelar kedua Piala AFF U-19 setelah menunggu 11 tahun. Juga baru bisa kembali menggondol medali emas SEA Games setelah penantian lebih dari 30 tahun.
Pendek kata, bahkan di level regional saja prestasi Garuda Muda masih terseok-seok. Jadi, tidak mengherankan jika publik bola se-Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara, dibuat geger manakala Kadek Arel, dkk. mengalahkan Argentina.