Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pengalaman Mengikuti Pelantikan Anggota KPPS Pemilu 2024

26 Januari 2024   09:07 Diperbarui: 29 Januari 2024   23:15 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua PPS Desa Banjardawa membacakan surat penetapan anggota KPPS. (Foto: dokumentasi pribadi)

SETELAH melewati lika-liku proses pendaftaran dan menunggu beberapa pekan, akhirnya tibalah saatnya saya dilantik sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Dengan demikian, per 25 Januari 2024 kemarin saya resmi menjadi bagian dari panitia Pemilihan Umum 2024.

Acara pelantikan anggota KPPS Desa Banjardawa bertempat di gedung Balai Amarta alias pendopo desa. Hadir dalam acara tersebut Kepala Desa Banjardawa Sukandar, SPd., perwakilan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Taman, serta unsur pengamanan dari Kepolisian dan TNI.

Sesuai instruksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, acara pelantikan berlangsung secara serentak dimulai pukul 09.00 WIB. Sebelumnya, Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Banjardawa meminta seluruh anggota KPPS untuk datang satu jam sebelum itu karena akan diadakan gladi resik terlebih dahulu.

Karena harus mengantarkan anak bungsu ke sekolah dulu, saya tidak bisa datang pukul 08.00 WIB. Lagipula, saya suka sebal sendiri setiap kali datang awal di acara-acara yang diselenggarakan instansi pemerintah begini.

Saya bahkan baru bersiap-siap setelah mengantar anak ke sekolah. Memakai dress code paduan kemeja putih dan celana span hitam, lengkap dengan sneaker hitam yang terakhir kali saya pakai sewaktu diundang ke Halmahera Tengah pada 2018.

Terkait sepatu, saya dan istri sempat kelimpungan sendiri. Karena bukan orang kantoran yang setiap hari kerja harus berpakaian resmi, koleksi sepatu saya jadi soak akibat terlalu lama cuma disimpan.

Ada sepatu pantofel kesayangan, tetapi ternyata butuh disol sedikit karena ada bagian yang lepas. Namun mencari tukang sol sepatu di zaman sekarang susahnya seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Mau beli baru, kok rasanya sayang karena alasan tadi: bakalan jarang dipakai apalagi kalau pantofel. Kecuali yang dibeli sneaker, masih bisa dipakai jogging maupun bersepeda keliling kampung. 

Berpikir begitu membuat saya jadi teringat pada satu sneaker yang juga sudah lama tidak dipakai. Untungnya, yang satu ini dalam kondisi masih terhitung lumayan baik.

Sumpah dan Pakta Integritas

Saya tiba di balai desa sekitar pukul 08.15 WIB. Suasana sudah ramai oleh orang-orang berpakaian setelan hitam-putih di mana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun