Adapun jika menjadi peringkat ketiga Grup F, calon lawannya malah lebih berat lagi. Yakni juara Grup D atau juara Grup C alias Irak atau Iran.
Iran tim peringkat kedua Asia, calon lawan berat. Irak memang tak sekuat Iran secara peringkat FIFA, tetapi baru saja membuat kejutan dengan memukul Jepang.
Para pemain Thailand tentu masih ingat betul bagaimana mereka dicukur 0-5 oleh Jepang awal Januari ini. Dan Jepang yang sama bisa diobrak-abrik oleh Irak. Pendek kata, Irak juga harus dihindari dulu.
Agaknya hitung-hitungan inilah yang membuat Thailand hanya mengincar hasil imbang dari Oman. Jangan heran jika di pertandingan ketiga melawan Arab Saudi nanti, Theeraton Bunmatan, cs. juga tidak terlalu ngotot lagi.
Saya berkeyakinan misi Thailand di pertandingan ketiga adalah mengimbangi Arab Saudi. Dengan demikian mereka bakalan benar-benar finish sebagai runner-up grup.
Kalaupun kalah, jangan sampai selisih golnya besar. Ini agar Oman yang diprediksi bakal memburu kemenangan atas India tidak punya peluang menyodok ke atas.
Kesannya tidak sportif, ya? Kok ada kontestan sebuah turnamen sengaja tidak mau menang? Padahal Thailand punya potensi untuk mengalahkan Oman.
Namun ini bagian dari strategi. Justru apa yang dilakukan Thailand merupakan sebuah aksi cerdik lagi brilian.
Memetakan jalur mana yang bakal dilalui menjadi sangat penting ketika mengikuti turnamen seakbar Piala Asia 2023. Karena strategi yang matang dan terukur bakal berpengaruh pada sejauh mana sebuah tim melaju di Piala Asia 2023.
Kira-kira bakal seberapa jauh ya, langkah Thailand di Qatar? Mari kita saksikan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H