Tak seperti Qatar, skuat Australia dominan diisi oleh penggawa-penggawa klub Eropa. Hanya empat pemain yang merumput di liga domestik.
Kepantasan Australia sebagai kandidat juara terlihat kala menaklukkan India. Sempat kesulitan oleh pertahanan rapat yang digalang Sunil Chetri, cs., The Socceroos sukses mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 2-0.
Kematangan dan kesabaran para pemain Australia terlihat dalam laga tersebut. Dua hal yang menjadi modal berharga dalam persaingan merengkuh gelar juara.
Di Grup C, dalam amatan saya Iran bakal sangat dominan. Ini tim yang agresif lagi bergairah, sangat khas sebagaimana Iran yang kita kenal selama ini.
Gol pertama ke gawang Palestina yang tercipta pada menit ke-2 menggambarkan betapa hausnya Iran akan kemenangan. Ingat pula bagaimana mereka sudah membobol gawang Indonesia di bawah 5 menit kala melakoni ujicoba, awal Januari ini.
Di Grup D, harus diakui Jepang adalah jagoannya. Saya setuju dengan ucapan Bung Ronny Pangemanan dalam podcast Robola di kanal Sportify, tiga tim lain di grup ini bakal kena hajar oleh Samurai Biru.
Irak mungkin bakal jadi pengganggu serius di sini, tapi Jepang terlalu kuat untuk digoyang. Kalaupun sukses mengganggu, paling mentok Irak hanya bisa mencuri 1 poin.
Di Grup E, Republik Korea sudah membuktikan jika mereka punya mental pemenang. Meski sempat kurang meyakinkan di awal laga, perlahan Son Heung-min bangkit dan mengunci kemenangan.
Bahrain seharusnya bukan lawan sepadan bagi Republik Korea. Namun pelatih Jurgen Klinsmann tetap menurunkan tim terbaiknya dalam starting line-up.
Sikap ini menandakan betapa Republik Korea sangat serius di Piala Asia 2023. Poin yang membuat mereka layak masuk dalam bursa calon juara.
Dari Grup F, tidak ada nama lain yang layak disebut selain Arab Saudi. Bukan bermaksud meremehkan tiga tim lain, tetapi Salem Al-Dawsari, cs. terlalu tangguh bagi mereka.