"Dua bulan lalu, kami bertemu Irak di Kualifikasi Piala Dunia (dan kalah). Namun sekarang kami berada dalam kondisi yang lebih baik dan siap memberikan yang terbaik untuk pertandingan besok," kata Asnawi.
"Masyarakat Indonesia menaruh harapan tinggi pada kami, jadi kami akan mempersembahkan yang terbaik demi menembus fase knock-out," tambah sang kapten.
Memori 1996
Alih-alih mengulang kekalahan di Basra, para pemain Indonesia dapat mereplikasi hasil yang dicapai para pendahulu mereka di Piala Asia 1996. Ketika itu, tim asuhan Muhammad Danurwindo secara mengejutkan mampu menahan imbang Kuwait di partai pertama.
Loh, apa hubungannya? Mungkin ada yang bertanya begitu?
Hubungannya terletak pada gelar Kuwait saat itu. Timnas negara mungil di tepi Teluk Persia tersebut datang ke Piala Asia 1996 sebagai juara Piala Teluk.
Piala Teluk 1996 digelar pada Oktober tahun itu. Diikuti enam tim menggunakan sistem kompetisi penuh. Salah satu pesertanya adalah Arab Saudi.
Selain berstatus juara Piala Teluk, Kuwait juga masuk dalam daftar juara Piala Asia. Tim berjuluk Al Azraq atau Si Biru itu menjuarai Piala Asia 1980 saat menjadi tuan rumah.
Sebelum itu, Kuwait merupakan finalis Piala Asia 1976. Di sepanjang turnamen, mereka hanya kalah sekali dari tuan rumah Iran di partai final.
Status Kuwait tambah mentereng karena merupakan kontestan Piala Dunia 1982. Di Piala Asia sendiri mereka telah tampil sebanyak lima kali.
Berbanding terbalik dengan Indonesia. Sudirman, dkk. adalah debutan di Piala Asia 1996.
Untuk menambah kesan tidak meyakinkan, Indonesia lolos dari kualifikasi hanya berbekal keunggulan selisih gol dari Malaysia. Kedua negara bertetangga ini punya poin sama di klasemen akhir Grup 4.