ADA satu nama tak asing dalam agenda partai final Liga 3 Zona Lampung, Jumat (12/1/2024) sore ini. Dialah PSBL Bandar Lampung yang bakal menghadapi TS Saiburai di Lapangan Yonif 143/TWEJ Candimas, Natar, Lampung Selatan.
Liga 3 Lampung edisi 2023 diputar pada awal Januari ini. Sebanyak enam tim menjadi kontestan, dari sebelumnya dikabarkan ada delapan pendaftar.
Keenam tim dibagi ke dalam dua grup, masing-masing berisikan tiga tim. Lalu setiap grup memainkan sistem setengah kompetisi, di mana juara dan runner-up grup melaju ke semifinal.
Hasil undian fase grup menempatkan PSBL di Grup A bersama TS Saiburai dan Sakai Sambayan Lampung FC. Di Grup B ada Persikomet Kota Metro, Garuda Lampung City FC dan Bandar Lampung FC.
PSBL dan TS Saiburai sama kuat di Grup A. Mereka sama-sama mengalahkan SS Lampung FC dan bermain imbang ketika saling bertemu. Alhasil, keduanya lolos ke semifinal sebagai juara dan runner-up Grup A.
Di Grup B, Persikomet mendominasi dengan memenangkan dua laga melawan GLC FC dan Bandar Lampung FC. Adapun GLC FC menjadi runner-up grup berkat raihan tiga poin buah kemenangan WO atas Bandar Lampung FC.
Dengan demikian, partai semifinal mempertemukan PSBL versus GLC FC dan Persikomet melawan TS Saiburai. Di sinilah PSBL menunjukkan taji dengan menang telak 6-0.
Di semifinal kedua, TS Saiburai menjadi batu sandungan bagi Persikomet. Kedua tim bermain sama kuat 1-1 hingga 120 menit, sehingga pemenang harus ditentukan lewat adu tendangan penalti.
Sayang, Persikomet kalah adu penalti dengan skor tipis 4-5. Alhasil, TS Saiburai yang berhak melaju ke partai final untuk menantang PSBL.
Sempat Dilanda Dualisme
Bagi PSBL, pencapaian ke final ini merupakan yang pertama dalam belasan tahun. Kali terakhir klub asal Bandar Lampung ini mencicipi laga pamungkas terjadi di Divisi Utama 2013.
Ketika itu PSSI tengah mengalami dualisme antara kepengurusan Djohar Arifin Husin dan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) pimpinan La Nyala Mattalitti. Di tubuh PSBL juga terjadi perpecahan yang kemudian melahirkan Lampung FC.
Klub yang mendaku sebagai penerus PSBL tersebut memilih kubu Djohar Arifin Husin. Ini ditunjukkan dengan keikut-sertaan mereka dalam kompetisi di bawah naungan PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
Sementara PSBL "asli" tetap mengikuti kompetisi sepakbola di bawah PT Liga Indonesia (PT LI) dalam kubu KPSI. Kiprah mereka mentok di babak penyisihan.
Di final Divisi Utama LPIS, Lampung FC berhadapan dengan PSS Sleman. Meski kalah, sebagai finalis Lampung FC tetap berhak promosi ke Liga Prima Indonesia (LPI) yang merupakan level tertinggi liga sepakbola nasional kala itu.
Ketika kemudian kubu KPSI menguasai PSSI, kompetisi dan semua klub di bawah naungan PT LPIS tak diakui oleh kepengurusan baru. LPI dianggap sebagai kompetisi sempalan, sedangkan Liga Super Indonesia (LSI) di bawah naungan PT LI dikembalikan sebagai liga resmi.
Beberapa klub yang dianggap "pengkhianat" karena mengikuti kompetisi garapan PT LPIS dicabut hak keanggotaannya. Alhasil, Lampung FC gagal promosi karena LPI yang tidak diakui oleh PSSI berhenti berputar.
Tidak dianggap sebagai anggota, praktis Lampung FC tak bisa lagi mengikuti kompetisi di bawah naungan PSSI. Terlunta-luntalah nasib klub yang boleh dibilang sempalan PSBL ini.
Bersama beberapa klub terhukum lainnya saat itu, Lampung FC berjuang mencari keadilan. Sampai akhirnya keanggotaannya diakui oleh PSSI pada masa kepengurusan Ketua Umum Eddy Rahmayadi.
Namun demikian Lampung FC harus rela merangkak dari level paling bawah, yakni Liga 3. Sebuah keputusan yang dinilai tidak adil, sebab ketika dijatuhi hukuman Lampung FC adalah finalis Divisi Utama (kini selevel Liga 2).
Merangkak dari Bawah
Menariknya, Lampung FC dan PSBL sama-sama tercatat sebagai kontestan Liga 3 Zona Lampung pada 2019. Keduanya bahkan tergabung di grup yang sama pada putaran pertama.
Akan tetapi nasib kedua tim berbeda 90 derajat. PSBL mengakhiri fase grup sebagai pemimpin klasemen, sedangkan Lampung FC berada di posisi paling buncit.
Selain keduanya, ada satu klub lagi yang secara tidak langsung terkait dengan PSBL: Sakai Sambayan Lampung FC. Klub ini didirikan sebagai kelanjutan Lampung FC yang sempat membubarkan tim usai tragedi gagal promosi ke LPI.
Dengan demikian, ada tiga klub yang jika dirunut sejarahnya berakar dari satu badan: PSBL, Lampung FC dan SS Lampung FC. Lampung FC adalah sempalan PSBL di masa-masa dualisme PSSI, sedangkan SS Lampung FC dibentuk meneruskan kiprah Lampung FC yang tengah vakum.
Entah bagaimana ceritanya ketiga-tiganya bisa eksis semua seperti itu, rasanya butuh satu tulisan tersendiri. Namun untuk saat ini saya fokuskan pada klub bernama PSBL.
Sayang, di semifinal Liga 3 Lampung 2019 PSBL kalah adu penalti dari SS Lampung FC. Lalu di perebutan tempat ketiga berbalik menang adu penalti atas Lampung United.
Tahun 2020, Liga 3 Zona Lampung ditiadakan karena masih dalam situasi pandemi Covid-19. Baru digelar lagi tahun 2021, tetapi tak ada nama PSBL maupun Lampung FC dalam daftar peserta.
Tahun 2022, PSBL kembali masuk ke dalam kompetisi. Sementara nama Lampung FC maupun SS Lampung FC tak tercatat sebagai kontestan.
Nama Lampung FC tetap tak muncul dalam Liga 3 Lampung 2023 yang digelar sejak Januari 2024. Adapun PSBL dan SS Lampung FC kembali ikut, bahkan tergabung di grup sama.
Kali ini PSBL menunjukkan nama besarnya. SS Lampung FC dibuat tak berkutik di fase grup, sehingga terjerembab di dasar klasemen Grup A.
Di semifinal, PSBL mencatatkan skor telak 6-0 atas Garuda Lampung City FC. Seolah hendak menunjukkan bahwa sang penguasa Lampung telah kembali.
Ujian terakhir PSBL bakal tersaji pada Jumat (12/1/2024) sore ini. Jika sukses mengalahkan TS Saiburai di partai final, maka PSBL berada dalam jalur yang benar menuju kebangkitan.
Mampukah PSBL mengulang masa-masa kejayaannya dan kembali membawa nama Lampung di pentas nasional? Kita tunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H