TIMNAS Indonesia kembali menelan kekalahan dalam partai ujicoba jelang Piala Asia 2023. Berikut hasil pertandingan Indonesia vs Iran yang berakhir pada Rabu (10/1/2024) malam WIB.
Bertanding di lapangan sepakbola dalam kompleks olahraga Al Rayyan, Doha, pelatih Shin Tae-yong menurunkan starting line-up seperti pada pertandingan kedua melawan Libya.
Ernando Ari Sutaryadi dipercaya menjaga gawang. Lalu ada nama Rizky Ridho, Jordi Amat, Elkan Baggott, Justin Hubner, Ivar Jenner, Pratama Arhan, Yakob Sayuri, Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan dan Rafael Struick.
Melihat susunan pemain ini, besar kemungkinan STY memainkan skema sama seperti ketika dikalahkan Libya 1-2 pada 5 Januari lalu. Yakni pola 3-4-2-1 yang ketika sedang bertahan berubah menjadi 5-4-1.
Dapat diduga pula jika inilah pakem yang bakal dipakai Coach Shin di Piala Asia 2023. Tinggal nanti disesuaikan dengan perkembangan situasional di atas lapangan.
Meladeni Iran, sayangnya, gawang Ernando Ari sudah jebol ketika pertandingan baru berjalan tiga menit. Adalah Saman Ghoddos, gelandang klub Brentford FC di Premier League, yang membuka skor bagi Tim Melli.
Setelah kejutan itu, pertahanan Indonesia berbenah dan mampu menahan gempuran Iran. Hingga pertandingan berjalan 20 menit, tak ada gol tambahan tercipta.
Namun hal ini hanya bertahan sebentar. Memasuki menit ke-22, Iran memperbesar keunggulan melalui Rouzbeh Chesmi.
Mengingat Chesmi adalah bek, dapat diduga jika gol ini tercipta melalui situasi bola mati. Entah dari sepak pojok atau tendangan bebas di sekitar kotak penalti Indonesia.
Tak sampai seperempat jam berselang, Iran semakin menjauh berkat gol sumbangan striker Shahriyar Moghanlou. Indonesia pun tertinggal 0-3 saat babak pertama berakhir.
Shin Tae-yong melakukan beberapa pembenahan di babak kedua. Hasilnya, lini pertahanan Indonesia bertambah kokoh dengan tak ada tambahan gol hingga 20 menit berselang.
Namun aksi penyerang mungil Iran Mehdi Ghayedi sukses memorak-porandakan barisan pertahanan Indonesia. Pemain dengan tinggi badan 170 sentimeter ini mencetak dua gol tambahan.
Ghayedi mengubah skor menjadi 4-0 pada menit ke-70. Lalu golnya yang kedua tercipta pada menit ke-86, sekaligus menjadi penutup untuk skor akhir 5-0.
Bagaimana di Piala Asia?
Hasil ini tentu saja bukan yang diinginkan segenap pendukung timnas Indonesia. Namun harus dimaklumi jika level Iran memang berada jauh di atas kita.
Saat ini Iran menduduki peringkat ke-21 dalam FIFA Ranking, sedangkan Indonesia di posisi 146. Selisihnya sangat jauh sekali.
Di Asia, peringkat Iran hanya kalah dari Jepang (17). Maknanya, Tim Melli adalah tim peringkat kedua Asia.
Lalu, bagaimana peluang Indonesia di Piala Asia 2023? Terlebih setelah dalam tiga partai ujicoba selalu menelan kekalahan?
Tidak hanya kalah, sedihnya lagi Indonesia hanya bisa mencetak satu gol dari tiga laga. Berbanding dengan 11 gol yang telah bersarang ke gawang Ernando Ari dan Syahrul Trisna.
Bukan bekal yang bagus menuju persaingan di Grup D Piala Asia 2023 nan berat. Di mana Jepang sebagai tim nomor satu Asia sudah menunggu, bersama Irak (63) dan Vietnam (94).
Namun demikian tidak ada salahnya mengusung asa tinggi. Target lolos ke 16 Besar juga masih mungkin digapai oleh Shin Tae-yong dan pasukannya.
Syaratnya cuma dua, yakni (1) Indonesia wajib menang saat melawan Vietnam di partai kedua Grup D; dan (2) hanya kalah tipis ketika melawan Irak dan Jepang.
Sejumlah pengamat dan netizen berharap Indonesia bisa menahan seri Irak pada pertandingan pertama Grup D. Namun buat saya pribadi, tidak kalah dengan marjin tiga gol ke atas saja sudah merupakan sebuah pencapaian.
Apapun itu, Indonesia selalu membuat kejutan di setiap perhelatan Piala Asia. Kita semua menantikan, kejutan apa yang bakal diberikan Tim Garuda pada edisi kali ini?
Akankah sejarah tercipta dengan lolos ke Babak 16 Besar untuk kali pertama sepanjang mengikuti Piala Asia? Atau justru mengulang pencapaian di tahun 2000?
Sekadar berbagi buat yang belum tahu, Piala Asia 2000 merupakan partisipasi terburuk Indonesia. Ketika itu Tim Garuda mengakhiri kompetisi sebagai penghuni dasar klasemen grup dengan poin 1.
Lebih parahnya lagi, Indonesia di Lebanon 2000 tak mencatatkan satu gol pun dari tiga pertandingan. Poin 1 yang dikoleksi waktu itu merupakan hasil imbang 0-0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H