MEDIA-MEDIA nasional tahu-tahu saja mengangkat berita ini. Konon, PSSI berencana mengubah jumlah peserta Liga 1 menjadi 20 klub mulai musim 2024-25.
Karena diawali dengan 'konon', maka ini memang masih berupa rumor. Belum ada konfirmasi resmi dari federasi maupun pengelola liga.
Portal detikSport mengembel-embeli judul pemberitaan tentang hal ini dengan terma "Rumor Sepakbola" (sumber). Sedangkan beberapa pemberitaan lain menyelipkan kata "isu" atau "diisukan".
Menariknya, rumor atau isu tersebut juga menjelaskan skema promosi-degradasi menuju perubahan jumlah peserta Liga 1 2023-24. Berapa tim Liga 1 yang bakal turun ke Liga 2 dan berapa dari Liga 2 yang bakal naik.
Salah satu skenario yang disebutkan adalah, jumlah tim terdegradasi dari Liga 1 tetap 3 tim. Sebagai gantinya yang promosi dari Liga 2 sebanyak 5 tim.
Namun ada pula skenario yang bikin kening berkerut. Yaitu Liga 1 musim ini tidak ada yang didegradasi, lalu dari Liga 2 promosi dua tim.
Jika rumor ini menjadi kenyataan dan skenario kedua di atas terjadi, tentu bakal mengundang pertanyaan besar. Bahkan juga kecurigaan akan terjadinya kongkalikong.
Ada apa ini? Siapa di balik kebijakan yang sama sekali tidak bijak ini?
Penghuni Zona Degradasi
Kita sama tahu, ada beberapa nama besar di zona degradasi. Ralat, kalimat yang lebih tepat adalah beberapa klub dengan koneksi nama-nama besar.
Lihat saja, di dasar klasemen ada Bhayangkara Presisi FC, klub yang lekat dengan Kepolisian Republik Indonesia. CEO-nya seorang Inspektur Jenderal, sedangkan manajernya berpangkat Ajun Komisaris Besar.