Hasil pertandingan Maroko vs Indonesia sesuai yang dikhawatirkan sejak awal. Kalah 1-3, Garuda Muda tinggal menunggu keajaiban dari jalur peringkat ketiga terbaik.
Bertanding di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Kamis (16/11/2023) malam WIB, Indonesia sebetulnya mengawali permainan dengan baik. Setidaknya mampu menahan gempuran Maroko hingga nyaris setengah jam.
Namun keadaan berubah tak menguntungkan manakala Welberlieskott de Halim Jardim melanggar pemain lawan di dalam kotak penalti. Wasit langsung menunjuk titik putih.
Kiper Ikram Al Giffari sebetulnya dapat membaca arah tendangan Annas Alaoui. Hanya saja laju bola lebih kencang, sehingga gagal ditepis.
Indonesia semakin tertinggal ketika Abdelhamid Ait Boutlal menambah keunggulan Maroko pada menit ke-39. Defender bernomor punggung 5 tersebut dengan bebas menyundul bola hasil sepak pojok rekannya.
Hanya tiga menit berselang, asa Indonesia untuk meraih hasil imbang kembali terbuka. Memanfaatkan tendangan bebas tak jauh di depan kotak penalti lawan, Nabil Asyura mempertipis skor menjadi 2-1.
Sayang, Indonesia gagal membongkar pertahanan Maroko sepanjang babak kedua. Alih-alih, justru lawan yang memperbesar keunggulan melalui Mohamed Hamony.
Skor 3-1 bertahan hingga wasit Morten Krogh meniup peluit panjang. Indonesia kalah dan harus puas hanya menangguk 2 poin dari tiga pertandingan.
Menanti Keajaiban
Kini, Indonesia hanya bisa pasrah. Kepastian apakah bakal lolos ke Babak 16 Besar atau tidak masih harus menunggu hari-hari ke depan.
Nama Indonesia memang masih bertengger di papan klasemen peringkat ketiga terbaik. Masih bertahan di peringkat empat, jatah terakhir dari jalur ini.Â
Namun dengan hanya bermodal 2 poin, posisi Garuda Muda sama sekali tidak aman. Boleh dibilang hanya keajaiban yang dapat membantu Iqbal Gwijangge, dkk.
Sementara ada enam tim yang berebut empat kuota dari jalur peringkat ketiga terbaik. Kini tinggal tiga karena salah satunya telah diamankan Uzbekistan dari Grup B.Â
Jika melihat posisi kelima tim tersisa di papan klasemen sementara, serta menilik partai terakhir yang akan dilakoni masing-masing tim yang masih berpeluang, Indonesia masih punya harapan. Meskipun sangat kecil sekali.
Karena sangat kecil sekali itulah menurut saya peluang ataupun harapan itu lebih mirip keajaiban. A miracle kalau kata Elkan Baggott.
Kira-kira The Miracle of Solo, The Miracle of Jakarta atau The Miracle of Soreang? Kita nantikan saja besok dan lusa, ketika partai pamungkas di Grup C-F mentas.
Dibantu Korsel atau Meksiko?
Kalau menurut hitung-hitungan di atas kertas, yang paling mempengaruhi nasib Indonesia adalah laga yang melibatkan Korea Selatan dan Meksiko. Kebetulan sekali keduanya bakal mentas paling akhir, 18 November.
Alasannya tentu saja karena kedua tim itulah penghuni klasemen peringkat ketiga terbaik yang berpoin di bawah Indonesia. Meksiko baru 1 poin, sedangkan Korsel malah masih 0 poin.
Saya tidak menghitung Iran dan Jepang, sebab keduanya sudah mengoleksi poin 3. Sudah tak mungkin lagi dikejar oleh Indonesia.
Malah sangat bisa jadi bukan Iran yang jadi peringkat ketiga Grup C, melainkan Brazil. Karena Iran tinggal menghadapi Kaledonia Baru dan berpotensi besar menang, sedangkan Brazil bersua Inggris
Korsel dijadwalkan menghadapi Burkina Faso, sementara Meksiko meladeni Selandia Baru. Dua partai tersebut akan dihelat di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang.
Asalkan kedua partai tersebut berakhir imbang, loloslah Indonesia. Korsel boleh seri dengan skor berapapun, sedangkan Meksiko hanya boleh seri dengan skor 0-0.
Kenapa Meksiko hanya boleh imbang 0-0? Karena tambahan satu poin plus satu gol bakal membuat Meksiko mengungguli Indonesia di klasemen peringkat ketiga terbaik.
Bagaimana kalau Korsel dan Meksiko malah kalah? Apakah itu berarti berkah bagi Indonesia?
Sayangnya, justru jadi bencana. Pokoknya kalau kedua partai itu ada pemenang, musnahlah impian Indonesia.
Kenapa? Karena Burkina Faso dan Selandia Baru juga masih berpeluang lolos.
Betul Burkina Faso dan Selandia Baru sama-sama belum mengoleksi poin sama sekali. Namun demikian keduanya malah bisa menyalip Korsel dan Meksiko di grup masing-masing jika menang.
Itu artinya, Burkina Faso dan Selandia Baru juga berpotensi mengancam peluang Indonesia ke 16 Besar. Tiga poin lebih banyak dari dua, bukan?
Di sisi lain, kenyataan ini bisa menguntungkan peluang Indonesia. Dengan keempat tim masih sama-sama punya peluang, partai Selandia Baru vs Meksiko dan Burkina Faso vs Korsel sangat boleh jadi berlangsung ketat.
Keadaan ini membuat skor imbang lebih mungkin tercipta. Di situlah letak peluang Indonesia terletak, meskipun amat sangat tipis sekali.
Ya, gambarannya barangkali setipis jembatan Sirat al-Mustaqim dalam riwayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H