Namun dengan hanya bermodal 2 poin, posisi Garuda Muda sama sekali tidak aman. Boleh dibilang hanya keajaiban yang dapat membantu Iqbal Gwijangge, dkk.
Sementara ada enam tim yang berebut empat kuota dari jalur peringkat ketiga terbaik. Kini tinggal tiga karena salah satunya telah diamankan Uzbekistan dari Grup B.Â
Jika melihat posisi kelima tim tersisa di papan klasemen sementara, serta menilik partai terakhir yang akan dilakoni masing-masing tim yang masih berpeluang, Indonesia masih punya harapan. Meskipun sangat kecil sekali.
Karena sangat kecil sekali itulah menurut saya peluang ataupun harapan itu lebih mirip keajaiban. A miracle kalau kata Elkan Baggott.
Kira-kira The Miracle of Solo, The Miracle of Jakarta atau The Miracle of Soreang? Kita nantikan saja besok dan lusa, ketika partai pamungkas di Grup C-F mentas.
Dibantu Korsel atau Meksiko?
Kalau menurut hitung-hitungan di atas kertas, yang paling mempengaruhi nasib Indonesia adalah laga yang melibatkan Korea Selatan dan Meksiko. Kebetulan sekali keduanya bakal mentas paling akhir, 18 November.
Alasannya tentu saja karena kedua tim itulah penghuni klasemen peringkat ketiga terbaik yang berpoin di bawah Indonesia. Meksiko baru 1 poin, sedangkan Korsel malah masih 0 poin.
Saya tidak menghitung Iran dan Jepang, sebab keduanya sudah mengoleksi poin 3. Sudah tak mungkin lagi dikejar oleh Indonesia.
Malah sangat bisa jadi bukan Iran yang jadi peringkat ketiga Grup C, melainkan Brazil. Karena Iran tinggal menghadapi Kaledonia Baru dan berpotensi besar menang, sedangkan Brazil bersua Inggris
Korsel dijadwalkan menghadapi Burkina Faso, sementara Meksiko meladeni Selandia Baru. Dua partai tersebut akan dihelat di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang.
Asalkan kedua partai tersebut berakhir imbang, loloslah Indonesia. Korsel boleh seri dengan skor berapapun, sedangkan Meksiko hanya boleh seri dengan skor 0-0.