TIDAK salah jika dikatakan suporter adalah salah satu soko guru tegaknya sepak bola nasional. Apa yang dilakukan pendukung Persip Pekalongan baru-baru ini bisa jadi contoh nyata ungkapan tersebut.
Persip menjamu Sragen United dalam lanjutan fase grup Liga 3 Zona Jawa Tengah di Stadion Jenderal Hoegeng, Kota Pekalongan, Ahad (12/11/2023) lalu. Sebuah pertandingan yang sebetulnya tak lagi menentukan apa-apa bagi Persip karena sudah dijamin melaju ke Putaran Nasional.
Namun ada kejadian menarik dalam laga tersebut. Satu sosok yang dikenal luas sebagai mafia skor tampak hadir di tribun penonton.
Kalau masih ingat satu sosok berinisial BS, dialah yang berada di tengah-tengah penonton di Stadion Jenderal Hoegeng kala itu. Lelaki yang pernah menjabat manajer Persekam Metro FC ini merupakan tersangka dalam kasus pengaturan skor yang mencuat tahun lalu.
BS menjadi tersangka karena diduga terlibat dalam match fixing di Liga 3 Zona Jawa Timur tahun 2021. Ia ditetapkan sebagai tersangka oleh Ditreskrimum Polda Jatim bersama empat orang lain pada Februari 2022.
Komisi Disiplin PSSI juga telah menjatuhkan sanksi terhadap BS. Tidak cuma sekali sanksi tersebut dijatuhkan, bahkan sampai dua kali (2015 dan 2018).
Sanksi yang diberikan juga yang paling keras. Yakni larangan beraktivitas dalam lingkungan sepak bola di bawah naungan PSSI seumur hidup.
Jika sanksi sudah dijatuhkan, bukankah itu berarti Komdis PSSI punya bukti kuat bahwa yang bersangkutan memang benar pernah melakukan match fixing? Maka sebutan mafia skor tak salah disematkan pada BS.
Menolak Mafia Skor
Mulanya BS tenang-tenang saja menyaksikan jalannya pertandingan. Namun kenyamanannya terusik manakala sekelompok Kalong Mania, sebutan suporter Persip, mengenali sosoknya.
Tanpa banyak basa-basi, para Kalong Mania mengusir BS dari tribun. Tak cuma disuruh keluar stadion, tetapi juga diusir dari Kota Pekalongan.