Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Utak-atik Peluang Indonesia di Piala Dunia U-17 2023

14 November 2023   07:07 Diperbarui: 15 November 2023   11:27 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arkhan Kaka dijepit para pemain Panama di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin (13/11/2023). (Foto: LOC WCU17/FAL)

Kalau masih ingat skuat Maroko yang membuat kejutan di Piala Dunia 2022 lalu, begitulah pula tim U-17 mereka. Kebanyakan pemainnya merumput di Eropa, bahkan tak sedikit yang lahir dan besar di sana.

Adam Boufandar, misalnya. Lahir di Savigliano, kota kecil 50 km di selatan Turin, gelandang blasteran Maroko-Polandia ini merupakan pemain muda Juventus.

Hanya tim Juventus junior memang. Namun Juventus tetaplah Juventus dan kita tahu seberapa tinggi standar akademi milik klub-klub Eropa.

Lagipula klub sekelas Juventus tentu tak bakal sembarangan merekrut pemain muda. Kalau Boufandar tidak istimewa dalam penilaian para pemandu bakat Si Nyonya Tua, mana mungkin dia direkrut?

Tak cuma Juventus, pelatih Italia U-17 Massimiliano Favo juga mengakui kualitas Boufandar. Bentuk pengakuan itu berupa pemanggilan bagi Boufandar untuk memperkuat Gli Azzurri junior.

Namun Boufandar menolak panggilan Favo. Ia lebih senang membela Maroko dan kemudian menjadi runner-up Piala Afrika U-17. Lalu kini tampil di Piala Dunia U-17.

Selain Boufandar masih ada Imran Nazih. Lahir di Amsterdam 17 tahun lalu, attacking midfielder bernomor punggung 10 ini malah sudah berstatus pemain profesional FC Volendam.

Sama halnya Boufandar, Nazih juga pernah dipanggil tim Belanda junior. Bedanya, Nazih memenuhi panggilan itu dan sempat membela Belanda U-16 empat kali.

Barulah pada Mei 2022, Nazih ganti kostum dengan membela Maroko. Meski tak masuk skuat pada Piala Afrika U-17 lalu, namanya ada dalam daftar pemain yang dibawa pelatih Said Chiba ke Indonesia untuk Piala Dunia U-17.

Baru dua nama itu yang saya sebut. Padahal masih ada sederet lagi pemain Maroko U-17 yang kental beraroma Eropa.

Mereka adalah Nassim Azaouzi (Anderlecht), Amine Ezzarhouni (Lille), Mohamed Hamony (Le Havre), Naoufel El Hannach (Paris Saint-Germain), duo pemain Eintracht Frankfurt Ayoub Chaikoun dan Anas Alaoui, serta duo penggawa Ajax Amsterdam Yasser El Aissati dan Zakaria Ouazane.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun