LIVERPOOL meneruskan dominasinya atas Everton dalam derbi Merseyside, Sabtu (21/10/2023) lalu. Selain dua gol Mohamed Salah, spanduk dukungan untuk Gaza dari tribun Stadion Anfield tak kalah mencuri perhatian.
Dalam pertandingan ini, sebuah spanduk berbunyi "For God's Sake Save Gaza" terbentang di tengah kerumunan penonton di tribun The Kop. Demi Tuhan, lindungi Gaza.
Banner tersebut berwarna hitam, sebuah pilihan pas untuk menggambarkan tragedi mematikan yang tengah menimpa rakyat Gaza. Hingga kini, wilayah Otorita Palestina tersebut masih dikepung militer Israel dari segala penjuru.
Hingga hari ke-12, jumlah korban dari pihak Gaza terus bertambah. Mengutip laporan Al Jazeera (21/10/2023), tak kurang dari 4.385 penduduk Gaza tewas akibat serbuan Israeli Defence Forces (IDF).
Dunia Barat sendiri lebih condong membela Israel, dengan dalih Hamas yang terlebih dahulu melakukan penyerangan terhadap warga sipil Israel di perbatasan Gaza. Namun ada sebagian yang berdiri di sisi Palestina atas nama kemanusiaan dan keadilan.
Beberapa hari lalu, anggota parlemen Uni Eropa asal Republik Irlandia, Clare Daly, mengecam pernyataan Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen yang mengatakan Uni Eropa berdiri di belakang Israel. Clare berkata lewat akun X pribadinya, Von der Leyen tidak mewakili rakyat Irlandia.
Lalu Sabtu siang waktu setempat, hari di mana Merseyside Derby berlangsung, aksi demo besar-besaran mendukung Palestina berlangsung di Dublin dan Belfast. Bendera Palestina dikibarkan demonstran, bersamaan dengan sejumlah poster mengecam serangan IDF ke Gaza.
Melengkapi semua itu, Pemerintah Rep. Irlandia juga sudah menganggarkan dana sebesar Rp 217 miliar untuk membantu penduduk Gaza. Nominal terbesar yang pernah digelontorkan negara tersebut untuk dana kemanusiaan Palestina sejauh ini.
Kaitan Historis Irlandia-Liverpool
Menariknya, Pemerintah Inggris menyatakan berada di sisi Israel. Perdana Menteri Rishi Sunak telah berkunjung ke negara Yahudi tersebut dan bertemu PM Benjamin Netanyahu.
Makna kunjungan tersebut apalagi kalau bukan bentuk dukungan Inggris bagi Israel. Sikap yang berkebalikan dengan yang ditunjukkan oleh kebanyakan warga negara Inggris, demikian dilaporkan The Times of Israel (19/10/2023).
Salah satu sikap yang dimaksud media Israel tersebut tersaji di Anfield dalam Merseyside Derby di Premier League. Laga yang berkesudahan 2-0 untuk kemenangan Liverpool.
Sikap suporter The Reds tersebut dapat dimengerti jika kita mengulik sedikit sejarah Liverpool. Kota pelabuhan di tepi Sungai Mersey ini memang kental sekali dengan pengaruh Irlandia.
Menurut sensus penduduk tahun 1851, sebanyak 20% penduduk Liverpool adalah orang Irlandia. Mereka beranak-pinak dan menghasilkan 75% warga Liverpool generasi sekarang dengan garis keturunan Irlandia (sumber).
Dari sinilah akar keterkaitan Liverpool dengan Irlandia berasal. Bahkan kebanyakan warga Liverpool tak mau disebut orang Inggris, mereka lebih suka disebut sebagai Scouser.
Sepanjang sejarahnya, warga Liverpool juga sangat vokal. Sampai-sampai dicap pembangkang oleh Pemerintah. Mereka juga sering menyoraki lagu kebangsaan Inggris ketika timnas bertanding.
Sikap tersebut semakin memuncak usai Tragedi Heysel terjadi. Puncanya, kala itu pemerintahan Margareth Thatcher menuding tragedi tersebut diakibatkan oleh kesalahan suporter Liverpool sendiri.
Maka, tak mengherankan jika sikap suporter LFC sebangun dengan warga dan pemerintah Rep. Irlandia dalam isu penyerangan Israel ke Gaza. Mereka tak segan-segan melawan sikap Pemerintah Inggris.
Everton Kurang Beruntung
Dalam pertandingan kemarin, sebetulnya Everton mengawali pertandingan dengan sangat baik. Hingga satu jam lebih, The Toffees sanggup menahan gempuran Liverpool dalam skor imbang 0-0.
Padahal tim tamu hanya bermain dengan 10 orang sejak menit ke-37. Wasit mengusir keluar Ashley Cole karena telah mengoleksi dua kartu kuning.
Toh, kekurangan jumlah pemain tak membuat pertahanan Everton kendor. Meski digempur badai serangan oleh tuan rumah yang dimotori trio Salah-Diogo Jota-Luis Diaz, gawang Jordan Pickford tetap aman hingga menit ke-74.
Gawang Everton baru baru bobol semenit berselang karena mendapat hukuman penalti. Wasit menunjuk titik putih setelah bola hasil umpan silang Diaz dari sisi kiri kotak penalti, mengenai tangan bek pengganti Michael Keane.
Pickfor gagal menebak arah tendangan eksekusi penalti Salah, sehingga bola menggetarkan jala gawangnya. Papan skor berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Liverpool.
Setelah itu Liverpool kembali kesulitan menembus pertahanan Everton. Pickford juga tampil sangat brilian dalam pertandingan ini dengan melakukan sejumlah penyelamatan gemilang.
Sekalipun kekurangan pemain, Everton coba mencetak gol balasan di menit-menit akhir. Mereka ganti menekan untuk setidaknya membawa pulang satu poin.
Sayang, ketika serangan mereka gagal, dengan cepat Liverpool melakukan serangan balik mematikan. Darwin Nunez membawa bola hingga ke depan kotak penalti Everton, lalu memberi umpan matang kepada Salah.
Gol lagi. Liverpool menyudahi pertandingan dengan skor 2-0.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI