Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Solidaritas untuk Gaza dari Tribun Anfield

22 Oktober 2023   20:00 Diperbarui: 22 Oktober 2023   20:00 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: Twitter/TheAnfield

Salah satu sikap yang dimaksud media Israel tersebut tersaji di Anfield dalam Merseyside Derby di Premier League. Laga yang berkesudahan 2-0 untuk kemenangan Liverpool.

Sikap suporter The Reds tersebut dapat dimengerti jika kita mengulik sedikit sejarah Liverpool. Kota pelabuhan di tepi Sungai Mersey ini memang kental sekali dengan pengaruh Irlandia.

Menurut sensus penduduk tahun 1851, sebanyak 20% penduduk Liverpool adalah orang Irlandia. Mereka beranak-pinak dan menghasilkan 75% warga Liverpool generasi sekarang dengan garis keturunan Irlandia (sumber).

Dari sinilah akar keterkaitan Liverpool dengan Irlandia berasal. Bahkan kebanyakan warga Liverpool tak mau disebut orang Inggris, mereka lebih suka disebut sebagai Scouser.

Sepanjang sejarahnya, warga Liverpool juga sangat vokal. Sampai-sampai dicap pembangkang oleh Pemerintah. Mereka juga sering menyoraki lagu kebangsaan Inggris ketika timnas bertanding.

Sikap tersebut semakin memuncak usai Tragedi Heysel terjadi. Puncanya, kala itu pemerintahan Margareth Thatcher menuding tragedi tersebut diakibatkan oleh kesalahan suporter Liverpool sendiri.

Maka, tak mengherankan jika sikap suporter LFC sebangun dengan warga dan pemerintah Rep. Irlandia dalam isu penyerangan Israel ke Gaza. Mereka tak segan-segan melawan sikap Pemerintah Inggris.

Everton Kurang Beruntung

Dalam pertandingan kemarin, sebetulnya Everton mengawali pertandingan dengan sangat baik. Hingga satu jam lebih, The Toffees sanggup menahan gempuran Liverpool dalam skor imbang 0-0.

Padahal tim tamu hanya bermain dengan 10 orang sejak menit ke-37. Wasit mengusir keluar Ashley Cole karena telah mengoleksi dua kartu kuning.

Toh, kekurangan jumlah pemain tak membuat pertahanan Everton kendor. Meski digempur badai serangan oleh tuan rumah yang dimotori trio Salah-Diogo Jota-Luis Diaz, gawang Jordan Pickford tetap aman hingga menit ke-74.

Gawang Everton baru baru bobol semenit berselang karena mendapat hukuman penalti. Wasit menunjuk titik putih setelah bola hasil umpan silang Diaz dari sisi kiri kotak penalti, mengenai tangan bek pengganti Michael Keane.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun