Strategi saya ketika itu, di paruh pertama September menulis satu judul setiap hari. Lalu pada paruh kedua menulis tiap dua hari sekali. Totalnya 22 judul.
Karena kali itu berharap dapat K-Rewards, saya rajin menghitung total tayangan seluruh artikel. Di ujung bulan, menurut perhitungan saya angkanya lebih dari 10 ribu views.
Belajar dari pengalaman, saya paham pasti ada selisih dengan data Google Analytic. Saya estimasi selisihnya kisaran 20% atau paling banyak 25%.
Jadi, berdasarkan asumsi tersebut saya menebak total view September versi Google Analytic ada di angka 7,5-8 ribuan. Hitungan yang ternyata tidak meleset.
Ketika kemudian muncul laporan di dashboard penulis, tertera angka 7,8 ribu dalam kolom total tayangan September. Namun saya dibuat tercengang ketika melihat nominal K-Rewards yang terlihat tidak masuk akal.
Coba bayangkan, dengan view 5,7 ribu saya dapat K-Rewards sebesar Rp85.320 pada Agustus. Wajar dong kalau bulan berikutnya saya berharap dapat lebih besar karena view-nya lebih tinggi?
Iseng berhitung, Rp85.320 dibagi 5,7 berarti untuk setiap seribu tayangan menghasilkan sekitar Rp14.900-an. Karena view-nya berjumlah 10.000-an, maka menurut hitungan saya K-Rewards September setidaknya sebesar Rp150.000.
Ini sebabnya saya harap-harap cemas menantikan pengumuman K-Rewards periode September. Sekadar ingin mencocokkan apakah hitung-hitungan saya tepat atau meleset. Kalau meleset, seberapa jauh selisihnya.
Eh, ternyata tak ada nama saya dalam daftar 25 penerima K-Rewards tertinggi. Padahal Pak Arif Rohman Saleh yang menduduki urutan ke-25, nominal rewards-nya Rp81.976 alias jauh di bawah estimasi pendapatan saya.
Apa yang terjadi? Saya sempat panik sendiri, mengira terjadi kesalahan entah apa yang membuat K-Rewards saya tidak terdeteksi oleh sistem.
Namun kemudian datang satu pemikiran, jangan-jangan memang K-Rewards saya lebih rendah dari bulan sebelumnya. Ternyata memang itulah yang terjadi.