Tak banyak tim berperingkat di atas 60 dunia yang bisa menembus final. Di antara yang sedikit itu, ada yang lolos karena berstatus tuan rumah.
Afrika Selatan, misalnya. Ketika bertindak sebagai tuan rumah pada 2010 menduduki ranking 83 FIFA. Demikian pula Rusia yang menjadi host edisi 2018, kala itu berperingkat 70.
Tim dengan rangking FIFA paling rendah yang pernah lolos ke Piala Dunia adalah Korea Utara pada 2010. Waktu itu mereka duduk di peringkat 105 dunia.
Betul, tak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. Sepanjang bola masih bundar, segala kemungkinan masih dapat terjadi.
Indonesia sendiri baru saja tercatat sebagai peserta dengan peringkat FIFA paling rendah di Piala Asia 2022. Mengangkangi banyak negara lain dengan ranking lebih tinggi yang gagal lolos ke Qatar.
Hanya saja, karena peringkatnya rendah maka Indonesia harus memulai perjuangan ke Piala Dunia 2026 dari Putaran Pertama. Putaran yang dikhususkan bagi tim-tim di luar 26 besar Asia.
Kita patut iri (dalam hal positif) pada Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina yang langsung lolos ke Putaran Kedua. Ketiga negara tersebut baru akan bertanding mulai 16 November 2023.
Jadi, bersiap-siaplah ikut tegang dalam mengawal perjalanan panjang Indonesia menuju Piala Dunia 2026.
Jalan Panjang Itu....
Efek lain dari penambahan kuota peserta adalah proses kualifikasi Asia yang semakin panjang. Jika sebelumnya hanya terdiri atas lima putaran termasuk play-off antarkonfederasi, kini menjadi enam.
Perjuangan Indonesia sudah harus dimulai sejak Putaran Pertama. Berupa dua pertandingan home-away yang digelar pada 12 dan 17 Oktober mendatang.
Hasil undian mempertemukan Indonesia dengan Brunei Darussalam. Jika sukses melewati fase ini, masuklah timnas kesayangan kita ke Putaran Kedua.