Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Setahun Tragedi Kanjuruhan dan Suporter yang Tak Kunjung Dewasa

1 Oktober 2023   12:39 Diperbarui: 1 Oktober 2023   18:10 1997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ibu mengintip dari sela-sela pintu pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022) siang. Foto: Kompas.com/Suci Rahayu

TEPAT hari ini setahun lalu, sebuah peristiwa maut terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sebuah tragedi memilukan yang, di luar faktor tidak profesionalnya aparat dan juga panpel pertandingan, dipicu tindakan konyol segelintir suporter.

Jika kita mengamati detik-detik sebelum meletusnya Tragedi Kanjuruhan, terlihat ada sekelompok penonton yang turun ke lapangan seusai pertandingan. Aksi ini boleh dibilang mengawali malapetaka yang kemudian menewaskan 134 jiwa pada malam itu.

Jatuhnya ratusan korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan memang tidak disebabkan langsung oleh tindakan suporter di atas. Dalam liputan investigasinya, Narasi TV menyuguhkan fakta bahwa hujan gas air matalah yang membuat seisi stadion tersiksa sehingga ratusan di antaranya meregang nyawa.

Namun suka tidak suka harus diakui jika suporter yang turun ke lapangan tadi memberi andil. Aksi itu memicu respons represif dari petugas keamanan di dalam stadion yang kemudian berujung lontaran gas air mata.

Betul, harus diakui tindakan pihak kepolisian itu juga tidak tepat. Akan tetapi musti diingat bahwa situasi di luar stadion sedang ricuh saat itu. Sekelompok suporter rusuh, kuat dugaan disebabkan oleh kekalahan tuan rumah dari tim tamu (sumber).

Maka, sekalipun tidak bisa dibenarkan, agak bisa dimaklumi jika petugas yang berjaga di dalam stadion lantas bersikap keras terhadap suporter yang berulah. Respons yang membuat suasana bertambah parah.

Kebiasaan Buruk yang Dilumrahkan

Di sini salah, di sana salah. Maka menurut saya sebaiknya saling introspeksi adalah langkah paling bermanfaat ketimbang saling menyalahkan.

Kesalahan pihak keamanan biarlah ditindak oleh mereka-mereka yang berwenang atas institusi tersebut. Kita sebagai suporter, marilah berkaca untuk menguliti kekurangan-kekurangan apa saja yang musti segera diperbaiki.

Aksi turun ke lapangan selepas pertandingan, misalnya.

FOTO: Istimewa via Rumah.com
FOTO: Istimewa via Rumah.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun