Bahkan sebelum menghadapi Uzbekistan pun tim asuhan Indra Sjafri sudah bermasalah. Termasuk ketika menang 2-0 atas Kyrgyzstan di laga pembuka fase grup.
Benar, Indonesia meraih tiga poin ketika itu. Cuma coba lihat lagi bagaimana jalannya pertandingan tersebut. Perhatikan pula bagaimana dua gol kemenangan Indonesia tercipta.
Saya tidak ahli-ahli benar dalam hal taktik sepak bola. Namun demikian sebagai awam saya dapat menilai jika permainan Indonesia selama di Hangzhou jauh dari kata bagus.
Sekalipun saat itu Hugo Samir tetap berada di atas lapangan sampai pertandingan berakhir, menurut saya hasilnya bakal sama saja. Toh, bukankah Uzbekistan menceploskan gol pertama saat Indonesia masih bermain lengkap 11 orang?
Sebagai penutup, saya ingin mengajak suporter Indonesia untuk berbenah dan dewasalah. Jangan hanya bisa menuntut PSSI dan timnas menjadi lebih baik.
Mari tinggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang selama ini dianggap lumrah. Tragedi Kanjuruhan telah mengajarkan pada kita bahwa kebiasaan-kebiasaan seperti itu sangatlah merugikan karena berpotensi menghadirkan malapetaka.
134 nyawa melayang dalam Tragedi Kanjuruhan setahun lalu. Ratusan lainnya terluka dan sebagian masih mengalami trauma hingga kini.
Itu harga yang sangat mahal untuk sebuah pengalaman. Terlebih kalau kita gagal memetik pelajaran berharga dari peristiwa tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H