Sementara Samir, dari namanya yang berbau arab-eropa juga sudah tergambar asal-usulnya. Dan memang pemain muda ini berdarah campuran.
Bedanya, Samir lahir dan tumbuh besar di Indonesia. Tepatnya Surabaya. Ia merupakan putera mantan pesepakbola asing yang sangat terkenal di Liga Indonesia pada masanya.
Jacksen Ferreira Thiago nama mantan pesepakbola asing tersebut. Pria kelahiran Rio de Janeiro, Brazil, yang merupakan bintang Liga Indonesia baik semasa masih bermain maupun ketika kemudian menjadi pelatih.
Sebagai pemain, Jacksen membawa Persebaya Surabaya menjuarai Liga Indonesia 1996-97. Pada musim yang sama pula ia menjadi top skorer.
Begitu gantung sepatu, Jacksen beralih profesi sebagai pelatih. Assyabaab Surabaya menjadi klub pertama yang ia tangani, sebelum kemudian melatih Persebaya.
Bajul Ijo tengah sakit ketika Jacksen mengambil alih. Klub kebanggaan warga Surabaya ini baru saja terdegradasi dari Divisi Utama.
Di tangan Jacksen, cukup semusim saja Persebaya sudah kembali ke kasta tertinggi sepakbola nasional, usai menjuarai Divisi Satu pada 2003.
Hebatnya, semusim berselang Persebaya kembali menjadi juara. Kali ini tentu saja di Divisi Utama.
Setelah itu Jacksen meraih kesuksesan beruntun bersama Persipura Jayapura. Tiga gelar juara liga, masing-masing satu trofi Inter Island Cup dan Indonesia Community Shield ia persembahkan bagi Mutiara Hitam.
Jacksen juga pernah menangani Persiter Ternate. Polesan tangan dinginnya membuat klub berjuluk Laskar Kie Raha tersebut menjadi kuda hitam di musim 2007 dan 2008.
Setelah puluhan tahun tinggal di Indonesia, Jacksen jatuh hati pada Nadirah Bajamal. Dari nama belakangnya, mudah ditebak jika wanita pujaan hati JFT seorang keturunan arab.