Netizen kontan heboh. Julukannya berubah, dari Messi menjadi Eden Hazard mengacu pada rentannya nama terakhir terhadap cedera kala berseragam Madrid.
Nasib Duo Messi-nya Indonesia
Mundur lebih jauh lagi ke belakang, belasan tahun lalu Indonesia juga punya pemain yang dijuluki sebagai The Next Lionel Messi.
Messi da Indonesia atau Messi-nya Indonesia, itulah julukan yang disematkan media ternama Portugal A Bola kepada Andik Vermansyah.
Sebutan itu muncul usai penampilan apik Andik kala tim Indonesia Selection meladeni LA Galaxy yang diperkuat David Beckham di GBK, akhir November 2011. Validasi apiknya performa Andik dalam pertandingan tersebut adalah hadiah jersey dari Beckham untuknya.
Sama halnya Messi, Andik berpostur kecil. Akan tetapi pergerakannya sangat lincah, ya sedikit banyak seperti Messi.
Kehadiran eks penggawa Persebaya Surabaya ini merupakan ancaman bagi sisi kiri lawan. Ketika menghadapi LA Galaxy, Andik membuat Beckham geregetan sampai-sampai terpaksa melakukan pelanggaran.
Usai dipuji Beckham dan Bruce Arena, pelatih LA Galaxy waktu itu, sempat beredar kabar jika SL Benfica tertarik mendatangkan Andik. Namun pada kenyataannya si pemain bertahan di Surabaya dua tahun lagi.
1 Desember 2013, Andik memang pindah ke luar negeri. Namun bukan Benfica yang mengikatnya, melainkan Selangor FA dari Liga Malaysia.
Sebuah pilihan yang disayangkan banyak pihak, sebab sebelumnya Ventforet Kofu berminat mengontraknya. Konon, Andik lebih memilih Selangor karena tawaran gaji yang ditawarkan lebih besar ketimbang proposal Ventforet.
Lima tahun berselang, Andik meninggalkan Selangor untuk pindah ke Kedah. Namun ia hanya bertahan setahun di sana, sebelum kembali ke tanah air dan bergabung dengan Madura United.
Di level timnas, karier Andik habis akibat imbas dualisme pengurus dan juga dualisme liga. Satu-satunya event yang ia ikuti bersama timnas senior adalah Piala AFF 2012.