Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ujian Berat Newcastle United dalam Comeback UEFA Champions League

1 September 2023   17:21 Diperbarui: 3 September 2023   12:13 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SETELAH puluhan tahun absen, Newcastle United kembali berpartisipasi di UEFA Champions League. Comeback mantan juara Piala Intertoto ini langsung disambut grup maut.

Dalam drawing fase grup yang dilakukan UEFA di Grimaldi Forum, Monako, Jumat (1/9/2023) dini hari WIB, Newcastle tergabung di Grup F. Perhatikan siapa saja yang bakal jadi lawan The Magpies: Paris Saint Germain, Borussia Dortmund dan AC Milan.

Siapapun bakal sepakat jika Grup F merupakan salah satu grup maut di Liga Champions Eropa musim ini. Melihat komposisi tadi, tidak sedikit yang meramalkan Newcastle bakal kepayahan mengarungi kompetisi.

Bukan bermaksud mengecilkan potensi Jamaal Lascelles, cs. Namun mengingat sudah sedemikian lamanya Newcastle absen dari Liga Champions, sedangkan tiga calon lawannya adalah kontestan langganan, tidak berlebihan jika tim asuhan Eddie Howe ditempatkan sebagai underdog.

Absen Dua Dekade

Newcastle terakhir kali lolos ke Liga Champions Eropa pada musim 2002-03. Itu artinya 21 tahun lalu!

Tiket tersebut didapat The Magpies usai mengakhiri musim sebelumnya di peringkat empat Premier League. Capaian luar biasa yang menjadikan tim ini sebagai kuda hitam di Inggris.

Pada masa itu peringkat empat EPL tidak langsung lolos ke fase grup, melainkan harus melalui Putaran Kualifikasi Ketiga. Newcastle masih terlalu tangguh bagi lawan-lawannya di fase ini, terbukti dengan kemenangan agregat 5-0 atas FK Zeljeznicar Sarajevo.

Newcastle lantas tergabung di Grup E bersama Juventus, Feyenoord Rotterdam dan Dinamo Kyiv di fase selanjutnya. Sebuah komposisi yang terhitung berat bagi The Magpies.

Terbukti kemudian Newcastle menjalani fase grup dengan tiga kekalahan beruntun. Diawali keok 0-2 di kandang Dinamo Kyiv pada pertandingan perdana, lalu disusul kalah 0-1 dari Feyenoord di kandang sendiri dan dihajar 0-2 oleh Juventus di Turin.

Tim asuhan (kala itu) Sir Bobby Robson baru bangkit di laga keempat. Terhitung dipayungi keberuntungan karena hasil undian membuat mereka tampil di kandang berturut-turut pada laga keempat dan kelima.

Ketika menjamu Juventus di St. James' Park pada laga keempat, Newcastle menang tipis 1-0. Kemenangan ini diikuti dengan hasil positif pula kala menjamu Dinamo, skornya 2-1.

Hasil-hasil tersebut membuat konstelasi persaingan di Grup E berjalan seru. Semua keempat tim masih berpeluang lolos ke fase berikutnya jelang partai pamungkas. Tak heran bila kesemuanya tampil mati-matian demi mengamankan tiket.

Newcastle menjalani partai terakhir di kandang Feyenoord. Sempat unggul dua gol, lalu tim tuan rumah juga sempat menyamakan skor menjadi 2-2, laga berakhir dramatis ketika gol kedua Craig Bellamy pada masa injury time memenangkan The Magpies.

Finish sebagai runner-up Grup E, Newcastle pun melaju ke fase grup putaran kedua. Sayang, kali ini ada dua lawan berat yang sulit ditandingi oleh Alan Shearer, cs.: FC Barcelona dan Inter Milan.

Newcastle hanya bisa menang atas Bayer Leverkusen, yang kemudian menjadi penghuni dasar klasemen. Sedangkan tim asuhan Sir Bobby Robson harus puas duduk di peringkat tiga sehingga ikut tersingkir pula.

FOTO: onefootball.com/The Mag
FOTO: onefootball.com/The Mag

Ulangan 21 Tahun Lalu?

Itulah gambaran sepak terjang Newcastle United dalam partisipasi terakhir mereka di Liga Champions. Sempat mengejutkan, tetapi pada akhirnya mentok.

Menarik menantikan capaian mereka dalam keikutsertaan musim ini. Akankah lebih baik atau sekadar ulangan 'prestasi' 21 tahun lalu?

Menurut saya, target paling realistis buat Newcastle kali ini adalah finish di peringkat ketiga klasemen akhir Grup F, lalu pindah kompetisi ke Europa League.

Sekali lagi bukan bermaksud meremehkan, tetapi level Newcastle memang baru sebatas itu. Lagi-lagi ini menurut saya, ya.

Selain faktor rekam jejak 21 tahun lalu, hasil-hasil terbaru Newcastle di liga juga terlihat kurang meyakinkan. The Magpies baru saja mencatatkan dua kekalahan beruntun, masing-masing 0-1 dari Manchester City dan 1-2 dari Liverpool.

Dua kekalahan tersebut seketika membuyarkan puja-puji terhadap mereka. Padahal para penghuni St. James' Park sempat tampil mengesankan dengan menggulung Aston Villa 5-1 di pekan perdana.

Dari dua kekalahan yang diderita, melawan Liverpool rasa-rasanya paling bikin malu fans Newcastle. Padahal ketika itu Miguel Almiron, cs. mentas di kandang sendiri dan tim tamu bermain dengan hanya 10 orang sejak menit ke-29.

Pada laga itu Almiron berkali-kali mendapat peluang bagus di depan gawang Liverpool, demikian juga Sandro Tonali, tetapi keduanya selalu gagal menambah gol. Sampai akhirnya justru Darwin Nunez yang sukses menjebol gawang Nick Pope sebanyak dua kali.

Newcastle yang sempat memimpin 1-0 hingga menit ke-80, berbalik kalah 1-2. Suporter tuan rumah yang kecewa terlihat langsung meninggalkan bangku mereka ketika Nunez mencetak gol keduanya hari itu.

UPDATE 3/2023: Newcastle kembali menelan kekalahan di kandang Brighton and Hove Albion di pekan keempat Premier League, Sabtu (2/9/2023) malam WIB. Kekalahan ketiga secara berturut-turut.

Betul, memang tidak menutup kemungkinan Newcastle bisa membuat kejutan di Liga Champions musim ini, seperti yang mereka lakukan musim lalu dengan berhasil finish di peringkat 4. Namun jika Howe tak cepat membenahi performa timnya, tiga lawan di Grup F siap merujak The Magpies.

Kalaupun membuat gebrakan, kejutan terbesar yang mungkin ditorehkan Newcastle bakal terjadi di Europa League. Bukan di Liga Champions.

Sekali lagi ini menurut saya, ya. Bisa jadi benar, bisa jadi juga salah besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun