Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Indonesia U-23 di Ambang Sejarah Baru Piala Asia

30 Agustus 2023   09:42 Diperbarui: 1 September 2023   11:00 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Timnas U23 Indonesia menjadi runner up Piala AFF U23 2023 usai kalah 5-6 via babak adu penalti dari Vietnam. Selanjutnya, timnas U23 Indonesia akan bertanding pada Kualifikasi Piala Asia U23 2024. (Dok. PSSI via kompas.com)

PARA pemain Indonesia U23 tidak boleh berlama-lama meratapi kegagalan meraih trofi Kejuaraan AFF. Bagas Kaffa, dkk. sudah ditunggu turnamen lain yang lebih prestisius, sekaligus menyuguhkan kesempatan untuk mengukir sejarah baru.

Selepas Kejuaraan AFF U23 yang baru lalu, Indonesia memang sudah harus bersiap lagi. Tim asuhan Shin Tae-yong bakal berlaga di babak kualifikasi Piala Asia U23 edisi 2024.

Indonesia tergabung di Grup K bersama Turkmenistan dan Taiwan. Bertindak sebagai tuan rumah grup, Garuda Muda ditargetkan lolos ke putaran final yang akan berlangsung di Qatar tahun depan.

Jika target tersebut dapat dipenuhi, maka sejarah baru akan tercipta. Tak cuma bagi Indonesia U23, tetapi juga sepak bola nasional. Karena bakal ada dua sejarah baru yang pecah secara bersamaan.

Pertama, sejarah partisipasi Indonesia U23 di putaran final Piala Asia Junior. Sejak turnamen dua tahunan ini bergulir pertama kali pada 2013, sebagai Piala Asia U22, belum pernah sekalipun Indonesia lolos sebagai kontestan. Selalunya mentok di kualifikasi.

Pada Piala Asia U22 tahun 2013, yang diselenggarakan pada 2014, Indonesia kalah bersaing dengan Australia dan Jepang di babak kualifikasi. Padahal ketika itu bertindak sebagai tuan rumah, dengan Pekanbaru yang menjadi venue pertandingan.

Indonesia nyaris lolos pada perhelatan berikutnya. Kembali menjadi tuan rumah grup dan tergabung bersama Korea Selatan, Timor Leste dan Brunei Darussalam, Garuda Muda keluar sebagai runner-up grup dengan raihan poin 6.

Sayang, karena kalah telak dari Korea Selatan di partai terakhir, agregat produktivitas gol Indonesia jadi menciut. Memasukkan 7, kebobolan 4, berarti surplus golnya 3.

Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan runner-up grup-grup lain. Alhasil, Garuda Muda hanya bisa menempati peringkat 6 klasemen runner-up terbaik. Sedangkan jatah ke putaran final dari jalur ini hanya 5 tim.

Gagal Beruntun

Di edisi 2018, Indonesia mengawali babak kualifikasi dengan start buruk. Saddil Ramdani, dkk. keok 0-3 dari Malaysia di partai pembuka grup. Bahkan skor tersebut sudah tercipta dalam 30 menit pertama!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun