Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Masya Allah! Klub Liga 2 Ini Umrahkan Orangtua Pemain ke Tanah Suci

29 Agustus 2023   00:54 Diperbarui: 29 Agustus 2023   01:15 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

APA yang dilakukan klub kontestan Liga 2 ini sungguh lain daripada yang lain. Menyambut bergulirnya kompetisi, manajemen klub mengirim orang tua seluruh pemain untuk umrah ke Tanah Suci. Masya Allah!

Adalah Malut United FC nama klub tak biasa tersebut. Klub kebanggaan masyarakat Provinsi Maluku Utara yang sepanjang musim ini bakal jadi tim musafir karena bermarkas di Stadion Madya, Senayan, Jakarta.

COO Malut United FC, Willhem Dominggus Nanlohy, kepada Antaranews.com mengatakan pihaknya memberangkatkan pasangan orang tua seluruh 22 pemain. Ini artinya, total jamaah yang diumrahkan ke Mekah-Madinah adalah sebanyak 44 orang.

Ketika ditanya siapa yang punya inisiatif tersebut, WD Nanlohy menyebut nama pemilik klub: David Glenn yang juga adalah bos perusahaan tambang PT Mineral Trobos. Nanlohy menepis sangkaan bahwa langkah ini merupakan ide manajemen PT Malut Maju Sejahtera selaku pengelola klub. 

"Ini merupakan inisiatif owner Malut United FC, bukan yang lain." Demikian tandas WD Nanlohy, masih mengutip pemberitaan Antara.

Lebih lanjut, WD Nanlohy menjelaskan jika ke-44 jamaah tersebut berasal dari berbagai daerah. Yang dari Maluku Utara sendiri ada sebanyak 18 orang, sebab jumlah pemain lokal di tim Malut United FC berjumlah 9.

Adapun yang lainnya berasal dari Maluku, Sulawesi Selatan, DI Yogyakarta, Semarang, hingga Medan. Kesemua jamaah dikumpulkan di Jakarta terlebih dahulu, sebelum kemudian diterbangkan bersama-sama ke Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, pekan lalu.

Sementara itu, Liga 2 akan dimulai antara 3-10 September 2023. Sebanyak 28 klub se-Indonesia akan dibagi ke dalam empat grup, masing-masing terdiri atas 7 tim.

Malut United FC tergabung dalam Grup II. Tim asuhan eks pemain timnas Imran Nahumarury ini bakal bersaing dengan PSIM Jogjakarta, PSKC Cimahi, Perserang Serang, FC Bekasi City, Persikab Kabupaten Bandung dan Nusantara United.

Tiga tim teratas di setiap grup bakal lolos ke babak 12 besar. Pada babak tersebut, ke-12 tim tadi bakal dipecah menjadi tiga grup berisikan masing-masing 4 tim dan harus saling beradu lagi.

Juara setiap grup dan satu runner-up terbaik bakal melaju ke semifinal Liga 2 musim ini. Pemenang semifinal bersua di partai pamungkas demi memperebutkan gelar juara.

Pada saat bersamaan, tim-tim yang tidak lolos ke babak 12 besar juga akan diadu lagi. Mereka dibagi ke dalam empat grup, masing-masing terdiri atas 4 tim. Dua tim terbawah setiap grup terlempar ke Liga 3 musim depan.

Menarik dinantikan bagaimana kiprah Malut United FC di Liga 2 2023/24. Akankah klub jelmaan Putra Delta Sidoarjo FC ini mampu mengharumkan Bumi Kie Raha seperti yang dilakukan Persiter Ternate di masa lampau?

Ah, mengingat Persiter, saya jadi terkenang perjalanan ke Ternate pada April dan Agustus 2017 juga Maret 2018. Tiga kesempatan yang sebetulnya transit saja, sebab tujuan sebenarnya adalah Tidore pada 2017 dan Weda pada 2018.


Meski hanya bersifat transit, saya selalu menyempatkan keliling Ternate barang 1-2 hari sebelum kembali ke Jawa. Selain mendatangi benteng-benteng yang tersebar di pulau ini, saya juga sempat melongok Stadion Gelora Kie Raha yang kala itu tampak kusam dan sepi.

Jadi tebersit sederet pertanyaan besar di benak. Mengapa tiba-tiba muncul nama Malut United FC, sedangkan ada legenda hidup bernama Persiter yang sedang mati suri? Kenapa tidak menghidupkan lagi klub legendaris ini saja?

Namun soal ini agaknya lebih baik dibahas di tulisan lain saja. Tolong ingatkan saya kalau-kalau lupa, ya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun