Terang saja segenap pemain Indonesia terkejut, sebab mereka menilai apa yang dilakukan Ilham tidak layak dihukum sekeras itu. Namun Wasit Sun tetap teguh pada pendiriannya.
White juga tidak terima dengan keputusan tersebut. Sang pelatih merasa dirugikan tentu saja, sebab kartu merah langsung berarti Ilham tidak boleh bertanding di dua pertandingan berikutnya.
Padahal dua laga yang akan dilakoni Indonesia adalah semifinal. Tim Garuda yang menjuarai Grup A dijadwalkan bertemu Malaysia sebagai runner-up Grup B.
Tak mau kehilangan Ilham, White pun melayangkan surat protes ke AFF. Langkah ini, saya ingat betul, diberitakan oleh Tabloid BOLA ketika itu. Media olahraga yang sudah tidak terbit lagi tersebut memuji setinggi langit apa yang dilakukan White.
Saat googling untuk mencari referensi yang dapat dilihat bersama, bukan semata-mata berdasarkan memori pribadi, saya menemukan arsip berita Tempo yang menyebutkan PSSI-lah yang melayangkan surat protes ke AFF.
Siapapun yang melayangkan surat protes terhadap keputusan Sun Baojie ketika itu tidak penting. Intinya adalah tim Indonesia melayangkan keberatan secara resmi kepada penyelenggara turnamen. White selaku pelatih tidak hanya marah-marah dan berkeluh kesah di media.
Surat protes Indonesia mendapat respons. Sekalipun kartu merah untuk Ilham tidak dianulir, hukuman larangan bertanding untuk penyerang kelahiran Sumatera Selatan tersebut dikurangi (sumber). Dari mulanya dua, menjadi satu saja.
Alhasil, Ilham hanya absen di leg pertama semifinal ketika Indonesia menjamu Malaysia di Jakarta. Entah ada kaitannya atau tidak, Tim Garuda kalah 1-2 dari si tetangga berisik.
Ilham sudah boleh kembali tampil pada leg kedua di Kuala Lumpur. Kehadiran yang sangat dibutuhkan, sebab Indonesia musti mampu membalik ketertinggalan agregat jika ingin melaju ke final.
Saya yakin sekali Anda semua pasti masih mengingat jelas partai heroik dimaksud. Partai di mana Indonesia melakukan comeback fenomenal. Dari tertinggal 0-1 (1-3 secara agregat) sejak menit ke-28, menjadi unggul 4-1 atau 5-3 secara agregat dan membuat fans Malaysia terdiam.
Demikianlah kisah lawas ini saya tuangkan. Harapan saya, kapan saja Shin Tae-yong kembali merasa dirugikan wasit, langsung kirim surat protes saja kepada federasi penyelenggara turnamen. Itu tindakan yang lebih elegan lagi bermanfaat bagi tim.