Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisah Pelatih Timnas 'Ubah' Putusan Wasit Piala AFF

28 Agustus 2023   16:03 Diperbarui: 28 Agustus 2023   23:09 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: KoranKaltim.com/Istimewa

PERNYATAAN Shin Tae-yong kala diwawancarai reporter usai partai final Kejuaraan AFF U23, Sabtu (26/8/2023) lalu, membuat saya tersenyum. Juru taktik Indonesia ini menekankan buruknya kepemimpinan wasit di ajang junior yang baru saja selesai. Wajahnya masih menunjukkan raut kesal.

Wajar saja Coach Shin meradang. Ia bahkan sampai mendapat kartu kuning di pengujung babak kedua pertandingan Indonesia U23 versus Vietnam.

Alasannya apa lagi kalau bukan karena perangkat pertandingan menilai Shin Tae-yong terlalu sering memprotes keputusan-keputusan wasit Hiroki Kasahara. Beruntung Coach Shin tidak diusir keluar, sekalipun masih terus marah-marah usai diberi kartu kuning. Malah terkesan menantang.

Saya pribadi sangat memaklumi kenapa Coach Shin bisa sampai semarah itu. Kepemimpinan wasit Kasahara dan kolega memang layak dipertanyakan. Tidak cuma satu-dua keputusan mereka yang kurang tepat.

Kalau soal apakah Indonesia seharusnya mendapat hadiah tendangan penalti atau tidak, menurut saya keputusan Kasahara sudah sesuai aturan. Tangan bek Vietnam pasif kala bersentuhan dengan bola hasil tendangan Beckham Putera.

Jadi, lebih tepatnya bola yang mendatangi tangan dan bukan tangan yang menghalangi laju bola. Maka, itu bukan handball dan karenanya tidak ada penalti.

Sebagai perbandingan, momen nyaris serupa terjadi dalam pertandingan New York Red Bulls vs Inter Miami di pekan pertama Major League Soccer. Wasit melihat rekaman pertandingan dan memutuskan kejadian seperti itu bukan handball, sehingga tidak menjatuhkan hukuman penalti.

Namun untuk beberapa keputusan lain, saya sepakat Kasahara dan asistennya banyak melakukan kekeliruan. Yang paling mencolok adalah offside-nya Jeam Kelly Sroyer. Padahal masih ada bek Vietnam yang berdiri jauh di belakang Sroyer ketika itu.

Tak Cukup Nggerundel di Media

Lalu aksi-aksi kasar para pemain Vietnam juga selalu lolos dari hukuman. Misalnya ketika Arkhan Fikri ditekel dengan sangat keras hingga bahunya cedera atau Haykal Alhafiz yang disikut dengan sangat sengaja saat berduel dengan pemain lawan.

Insiden lain yang tak kalah kasar terlalu sering terjadi sepanjang 120 menit plus. Entah memang wasit tidak melihat atau bagaimana, ajaibnya hanya beberapa saja yang mendapat teguran. Itupun tak selalu berbuah kartu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun