Sialnya, dalam kondisi yang kurang meyakinkan seperti ini lawan yang harus dihadapi di semifinal adalah Thailand. Selain bertindak sebagai tuan rumah, tim Gajah Putih juga menjadi satu-satunya semifinalis yang gawangnya belum pernah kebobolan.
Dari tiga pertandingan di Grup A, Songchai Thongcham, dkk. selalu mencatatkan clean sheet. Ini mengisyaratkan jika lini pertahanan Thailand sangat solid, terlepas dari fakta bahwa lawan-lawannya di fase grup berada 1-2 level lebih bawah.
Perhatikan pula kemasan total 8 gol dari tiga pertandingan Thailand. Paling banyak dibandingkan ketiga semifinalis lain. Jika pertandingan melawan Brunei tidak dihitung sekalipun, jumlah gol mereka masih sama dengan raihan Malaysia dan Vietnam: 5.
Poin ini menunjukkan jika lini depan tim asuhan Issara Sritaro sangat produktif. Hanya ketika melawan Kamboja mereka tampak kesulitan. Terlihat dari gol pertama yang baru lahir pada menit ke-50, itupun akibat bunuh diri lawan.
Sedangkan Indonesia U23 hanya mampu mengemas total 2 gol. Paling sedikit di antara keempat semifinalis. Tambahan lagi, kedua gol Garuda Muda tercipta dengan susah payah dari skema serangan yang sporadis. Utamanya gol ke gawang Malaysia.
So, balik ke pertanyaan tadi, bagaimana kans Indonesia U23 di Kejuaraan AFF kali ini? Mampukah gelar juara kembali diraih Garuda Muda?
Selama bola masih bundar, tentu saja peluang itu tetap ada. Namun jika penampilan yang ditunjukkan Bagas Kaffa, dkk. masih seperti ketika melawan Malaysia apalagi Timor Leste, bahkan melenggang ke final pun sepertinya sulit.
Salam olahraga!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI