INDONESIA U23 lolos dari lubang jarum. Setelah sempat ketar-ketir selama dua hari dua malam, akhirnya Ramadhan Sananta, dkk. dipastikan melenggang ke semifinal Kejuaraan AFF U23 2023 lewat jalur runner-up grup terbaik.
Bolehlah dibilang jika kelolosan Indonesia U23 ini penuh dengan keberuntungan. Selain 'dibantu' oleh dua rival berat Malaysia dan Vietnam, perbedaan jumlah tim antara Grup A dengan Grup B dan C turut menolong langkah tim Merah Putih Muda .
Malaysia dan Vietnam masing-masing memenangkan partai pamungkas Grup B dan C pada Selasa (22/8/2023) malam WIB. Kemenangan Malaysia menutup jalan Timor Leste, sedangkan kemenangan Vietnam menghentikan kiprah Filipina sekaligus memanjangkan napas Garuda Muda.
Alhasil, kemenangan tipis 1-0 atas Timor Leste pada Ahad (20/8/2023) lalu sudah cukup bagi Indonesia U23 untuk melaju ke semifinal. Bekal 3 poin membuat tim asuhan Shin Tae-yong mengungguli Kamboja (Grup A) dan Filipina (Grup C) yang masing-masing hanya mengumpulkan 1 poin.
Kamboja sebetulnya punya poin total 4. Â Tim asuhan Felix Dalmas membantai Brunei Darussalam 5-0 di partai pembuka Grup A, lalu merepotkan Myanmar hingga menit-menit akhir untuk mengemas skor 1-1 pada pertandingan kedua.
Namun karena Grup A berisikan 4 tim, sementara Grup B dan Grup C hanya 3 tim, maka hasil pertandingan melawan tim peringkat 4 di grup tersebut (Brunei Darussalam) tidak dihitung dalam pemeringkatan runner-up grup terbaik. Dengan demikian, poin Kamboja yang masuk hitungan hanya ketika imbang melawan Myanmar.
Pertanyaannya sekarang, jika kepastian ke semifinal saja diperoleh secara penuh keberuntungan seperti ini, bagaimana kans Indonesia U23 di Kejuaraan AFF U23 2023? Akankah mengulang raihan di tahun 2019?
Kurang Meyakinkan
Menurut penilaian saya, penampilan Bagas Kaffa, dkk. pada turnamen ini kurang menjanjikan kalau tidak mau disebut tidak meyakinkan. Sekurang-kurangnya ini yang terlihat dalam dua pertandingan kontra Malaysia dan Timor Leste.
Ketika menonton siaran langsung melawan Malaysia, saya sempat merasa optimis pada awal-awal pertandingan. Namun begitu pertandingan berjalan seperempat jam, rasa optimis itu langsung berubah menjadi pesimis.
Mengapa? Karena saya tidak terlihat skema permainan yang mengesankan secara tim. Bahkan tanda-tandanya saja tidak kelihatan.