Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Buruk Muka Federasi, Jangan Pelatih yang 'Dibelah'

13 Januari 2023   10:10 Diperbarui: 13 Januari 2023   10:29 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. FOTO: Twitter/PSSI

PERCAYA proses. Ini slogan yang entah sejak kapan selalu didengung-dengungkan para pengurus PSSI. Faktanya, malah mereka sendiri yang kerap berbuat berkebalikan dari itu.

Buktinya? Yang seringkali terjadi, menurut amatan saya dalam setidaknya belasan tahun terakhir, adalah dengan membebankan target besar tetapi dalam jangka pendek. Bahkan lebih pendek dari satu periode masa jabatan ketua umum.

Akibatnya, ketika target tersebut gagal dicapai, pelatih timnas dipecat untuk digantikan pelatih baru. Alasannya tentu saja karena gagal memenuhi target yang dibebankan pada saat direkrut. Apa lagi memangnya?

Pola ini terus berulang, sebab pelatih baru tadi kembali dibebani target besar dalam jangka pendek pula. Timnas gagal lagi, pelatihnya dipecat, federasi langsung tunjuk pelatih baru dengan target besar. Begitu terus sampai jadilah lingkaran setan.

Tidak usah jauh-jauh, kita mundur ke era Luis Milla saja. Pria Spanyol ini diresmikan sebagai pelatih timnas senior dan Indonesia U20 pada 20 Januari 2017. Masih ingat apa target buat Milla?

Juara SEA Games 2017 dan masuk empat besar Asian Games 2018. Ini semua masih tertera jelas dalam rilis di laman resmi PSSI (sumber).

Cabang sepak bola pada SEA Games 2017 digelar mulai 14 Agustus 2017. Hitung sendiri berapa waktu yang dipunyai Milla sejak diresmikan sebagai pelatih timnas pada 20 Januari 2017 sampai melakoni pertandingan pertama di ajang mana target dibebankan padanya.

Milla sendiri hanya dikontrak selama 2 tahun. Malah saat konferensi pers, PSSI menekankan bakal ada evaluasi setiap tahun. Secara tersirat PSSI seolah mau mengatakan kontrak Milla bisa sewaktu-waktu diputus jika kinerjanya dinilai tidak sesuai ekspektasi.

Belajar Lebih Sabar

Memakai pelatih dengan kontrak berdurasi pendek, dipadu target-target ajaib, agaknya sudah menjadi watak dan kebiasaan para pengurus PSSI. Hitung saja sendiri dalam 10 tahun terakhir ini, sudah berapa pelatih yang menangani timnas?

Para pembesar PSSI wajib belajar soal sabar dan percaya proses pada pengurus FFK. Remko Bicentini yang kini melatih Curacao sudah terlibat dalam timnas sejak 2009. Saat itu Curacao masih menjadi bagian dari Antillen Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun