Dalam surat tersebut dikatakan, seperti disampaikan Presiden Jokowi dalam unggahan itu, FIFA mengisyaratkan tidak akan memberi sanksi terkait Tragedi Kanjuruhan. Alih-alih, FIFA menjanjikan bantuan agar sepak bola Indonesia bertransformasi menjadi lebih baik.
FIFA bersama-sama AFC akan menggandeng Pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi dalam 5 hal. Kelimanya merupakan hal yang sebenarnya sangat mendasar, tetapi sejak PSSI berdiri pada 1930 masih juga seolah terabaikan.
Lima hal itu adalah:
- Membangun standar keamanan stadion di seluruh Indonesia.
- Memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasar standar keamanan internasional.
- Melakukan sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub sepak bola di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran dan masukan serta komitmen bersama.
- Mengatur jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada.
- Menghadirkan pendampingan dari para ahli di bidangnya.
Poin 1 dan 2 memang sangat relevan dengan apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober lalu. Tragedi malam itu bukanlah bentrokan antar suporter, sebab yang hadir di stadion hanyalah pendukung Arema FC.
Media-media asing ternama seperti The Washington Post dan The New York Times sudah melakukan analisa. Silakan baca sendiri pada tautan tersebut, apa kesimpulan mereka mengenai penyebab utama tewasnya lebih dari 100 Aremania di malam tragis tersebut.
Poin ketiga hendaknya menjadi bahan renungan bagi segenap kelompok suporter di Indonesia. Cukupkanlah permusuhan dan pertikaian di antara kalian. Mari kita sepakati bersama, tak ada sepak bola seharga nyawa.
Baca juga: Jadikan Tragedi Kanjuruhan sebagai Tonggak Perdamaian Antarsuporter
Adapun yang keempat dan kelima merupakan poin-poin bagi PSSI dan juga penyelenggara liga. Sebuah sentilan yang seharusnya membuat mata para pengurus terbuka lebar. Juga merasa malu, meski cuma sedikit.
Yang paling menarik bagi saya adalah poin kelima. Jika FIFA sampai menghadirkan pendamping ahli, bukankah dengan kata lain pengurus sepak bola yang kita punyai sekarang dianggap tidak cakap dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka?
Lobi Presiden Jokowi ke FIFA seolah mengonfirmasi hal tersebut. Bukankah seharusnya PSSI yang bergerak cepat melakukan tindakan tersebut? Bukankah PSSI yang paling berkepentingan atas selamatnya sepak bola Indonesia dari sanksi FIFA?