Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

5 Perubahan Mendesak agar Tragedi Kanjuruhan Tak Terulang

8 Oktober 2022   04:30 Diperbarui: 8 Oktober 2022   18:55 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GAMBAR: Twitter/Box2Box

BAYANGAN sanksi FIFA menghantui dunia sepak bola Indonesia selepas Tragedi Kanjuruhan. Sampai-sampai Presiden Joko Widodo merasa perlu untuk menelepon langsung Presiden FIFA Gianni Infantino demi mengantisipasi kemungkinan buruk ini.

Ketika PSSI terkesan cuci tangan dengan buru-buru menjatuhkan sanksi pada panitia pelaksana pertandingan dan juga Arema FC, Presiden Jokowi sibuk melobi FIFA. Presiden langsung menjalin kontak dengan badan sepak bola dunia itu untuk membahas nasib Indonesia.

Wajar jika Presiden Jokowi merasa khawatir, sebagaimana juga dirasakan sebagian besar pecinta bola tanah air. Pasalnya, timnas kita sedang melangkah maju menuju era baru di bawah Shin Tae-yong. Sungguh sayang sekali jika sampai mengalami langkah mundur karena sanksi FIFA.

Memang andaipun kejatuhan sanksi, timnas Indonesia tidak akan ikut kena. Presedennya sudah ada, yakni Tragedi Heysel yang melibatkan suporter Liverpool FC dengan suporter Juventus di tahun 1985.

Waktu itu suporter Liverpool dinyatakan bertanggung jawab sebagai penyebab tragedi di kota Brussel, Belgia, tersebut. UEFA dan kemudian FIFA menjatuhkan sanksi larangan bertanding di Eropa dan dunia pada Liverpool. Sanksi ini tidak berlaku bagi timnas Inggris.

Namun demikian tetap saja ada efek tidak enak lain dari sanksi FIFA. Ingat, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 tahun depan. Lalu ada juga niatan mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Asia 2023. Semua ini bisa berantakan jika sampai FIFA menjatuhkan sanksi.

Doc. Kementerian BUMN (Kiki Safitri)
Doc. Kementerian BUMN (Kiki Safitri)

Karena itulah Presiden Jokowi langsung melobi FIFA. Tak hanya berbicara dengan Gianni Infantino, Presiden juga mengutus Menteri BUMN Erick Thohir untuk menemui pucuk pimpinan FIFA tersebut secara tatap muka.

Pertemuan Erick dan Infantino terjadi di Doha, Qatar, pada Rabu (5/10/2022) lalu, sebagaimana dikabarkan oleh laman resmi FIFA. Di antara topik pembicaraan keduanya adalah peluang adanya bantuan FIFA bagi Indonesia agar kejadian serupa tidak terulang.

Kolaborasi FIFA-AFC-Pemerintah

Jumat (7/10/2022) malam WIB, Presiden Jokowi menyampaikan kabar gembira bagi segenap masyarakat sepak bola Indonesia. Dalam unggahan di kanal-kanal media sosial Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden (BPMI Setpres), Presiden menceritakan bahwa Presiden FIFA berkirim surat padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun