Sekali lagi, tulisan ini tidak bermaksud menyalahkan satu pihak dan membela yang lain. Malah sah-sah saja kalau ada yang mengatakan Aremania dan polisi sama-sama merupakan korban dari "kebijakan" yang diambil sebelum tragedi ini. Penolakan terhadap permintaan memajukan jadwal kick-off pertandingan, misalnya.
Akan lebih panjang kalau kita bahas juga soal itu. Jadi, lebih baik dicukupkan sampai di sini saja. Bagi saya, Tragedi Kanjuruhan ini adalah cerminan rendahnya literasi sepak bola di kalangan stakeholder sepak bola Indonesia itu sendiri.
Saatnya berbenah, Kawan!
Catatan:
Kalau ada yang heran dan bertanya apa hubungannya kok membawa-bawa soal literasi, komponen utama dalam pembentukan budaya literasi adalah kegiatan membaca, menulis dan berpikir kritis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI