GARA-GARA telat datang latihan, kiper muda ini dijatuhi sanksi oleh pihak klub. Bukannya menunjukkan penyesalan, eh, kemudian malah seolah meledek dengan membayar denda pakai koin recehan nominal terkecil!
Itulah satu kisah konyol mengenai Lawrence Vigouroux, eks kiper muda Liverpool FC. Akibat ulahnya tersebut, kontrak Vigouroux langsung diputus. Peristiwa ini terjadi 7 tahun lalu, tepatnya pada 28 September 2015.
Vigouroux digaet Liverpool pada 3 Juli 2014, usai tampil mengesankan selama menjalani trial di Melwood. Kebetulan sekali kontraknya bersama Tottenham Hotspur habis, sehingga dia tak menyia-nyiakan tawaran The Reds meski hanya diikat setahun.
Usianya belum genap 21 tahun waktu itu. Namun Vigouroux dengan cepat melesat berkat penampilan mengesankan bersama Liverpool U21. Dia menjadi kiper utama tim reserve LFC, menyingkirkan Danny Ward yang kelak menjadi kiper timnas Wales.
Penampilan ciamik di tim reverse inilah yang kemudian membuat Liverpool memperpanjang kontrak Vigouroux. Tepat saat kontrak lamanya akan habis di akhir musim 2014/15, The Reds memberikan perpanjangan kontrak selama dua tahun.
Namun setelah kontraknya diperpanjang, Liverpool malah meminjamkan Vigouroux ke Swindon Town di League One. Peminjaman selama semusim penuh. Apa boleh buat, pemain kelahiran Camden ini pantang meratap dan memilih menunjukkan kelasnya.
Tidak mau menunggu lama, Vigouroux langsung tampil kesetanan saat melakoni debut bersama Swindon, 9 Agustus 2015. Saat itu yang menjadi lawan Bradford City dan Swindon tengah tertinggal 0-1.
Bradford berpeluang menambah gol ketika wasit memberi hadiah penalti. Akan tetapi Vigouroux tak mau gawangnya kembali jebol. Dengan brilian jebolan akademi Brentford ini menggagalkan eksekusi penalti Billy Clarke.
Aksi gemilang Vigouroux tersebut membuat semangat para pemain Swindon terangkat. Mereka melakukan comeback heroik dengan mencetak 4 gol balasan, sehingga mengakhiri pertandingan dalam kemenangan 4-1.
Melesat, Lalu Berulah
Sejak itulah Vigouroux menjadi pilihan utama manajer Mark Cooper di bawah mistar gawang Swindon Town. Cocok sekali dengan nomor punggung yang diberikan padanya di awal musim 2015/16 tersebut, yakni 1.
Tyrell Belford, eks anak didik akademi Liverpool yang adalah kiper utama Swindon saat itu, tergusur akibat kegemilangan performa Vigouroux. Sejak kedatangan Vigouroux, Belford harus rela terus-terusan berada di bangku cadangan.
Akan tetapi pada suati hari di pertengahan September 2015, Vigouroux membuat ulah. Berawal dari datang telat ke sesi latihan, Cooper menegur Vigouroux. Pihak klub kemudian menjatuhkan denda sebesar 150 pound padanya.
Vigouroux meminta keringanan, sehingga akhirnya angka denda diturunkan menjadi sepertiganya saja. Bukannya berterima kasih, kiper muda ini malah berlaku nyeleneh saat membayarkan uang sebesar 50 pound ke kas klub.
Bagaimana tidak nyeleneh kalau Vigouroux membayar denda tersebut dengan uang koin pecahan 1 penny?
Koin 1 penny adalah nominal terkecil dalam mata uang poundsterling di Britania Raya (GBP). Butuh 100 keping koin 1 penny untuk mendapatkan nominal 1 pound.
Artinya, saat itu Vigouroux membayar denda ke Swindon dengan koin 1 penny sebanyak 5.000 keping!
Terang saja manajemen Swindon Town meradang. Mereka menganggap Vigouroux sengaja mengejek klub berjuluk The Robins tersebut. Demikian pula dengan Cooper yang langsung mengambil langkah tegas.
Tanpa ampun, Cooper langsung mencadangkan Vigouroux di pertandingan berikutnya. Tepatnya saat Swindon Town melawan Colchester pada 26 September 2015, di mana posisi penjaga gawang dikembalikan Cooper pada Belford.
Dua hari setelah itu, manajemen Swindon Town membuat keputusan tegas: kontrak peminjaman Vogouroux langsung diputus sehingga dia harus kembali ke Liverpool.
Untunglah kisah ini berakhir happy ending. Berkat bantuan staf Liverpool, Vigouroux kembali mendapatkan tempatnya di Swindon. Tentu saja dia musti meminta maaf pada manajemen klub, pada Cooper selaku manajer, juga pada teman-teman setimnya.
"Lawrence akan segera kembali, dia seorang yang sangat rendah hati dan mau meminta maaf. Dia tahu apa yang telah dia lakukan salah dan dia telah meminta maaf pada rekan-rekan setimnya di ruang ganti pemain." Demikian Cooper menjelaskan perkembangan situasi Vigouroux saat itu kepada Liverpool Echo.
"Dia menanyai mereka (pemain-pemain Swindon, Pen.) apakah menginginkannya kembali dan semua teman-temannya menjawab 'iya'. Lawrence adalah seorang kiper muda luar biasa dan penting baginya untuk belajar dari kesalahan-kesalahan kecil seperti ini.
"Aku rasa itu sebenarnya lelucon brilian, tetapi dilakukan dalam konteks yang keliru. Kami memberinya kesempatan kedua dan aku yakin dia akan sangat berterima kasih untuk itu," lanjut Cooper.
Terus Berulah Negatif
Vigouroux terus menjadi andalan Swindon Town hingga akhir musim 2015/16. Dia bermain sebanyak 36 kali di semua kompetisi dan mencatatkan 5 clean sheet. Penampilan yang terhitung brilian, sehingga pihak klub memberinya kontrak permanen berdurasi 3 tahun.
Namun ternyata Vigouroux memang suka membuat ulah negatif. Setelah kekonyolan uang penny tadi, beberapa kali dia melakukan pelanggaran keras yang berpeluang mencelakai lawan.
Misalnya, pada 10 September 2016 Vigouroux mendapat kartu kuning kedua akibat menerjang Alex McDonald dalam kekalahan 0-2 melawan Oxford United. Dia pernah pula menjegal keras Kane Hemmings saat Swindon kembali bersua Oxford United, 5 Februari 2017, sehingga diberi kartu merah.
Pada akhir musim 2016/17, Swindon Town terdegradasi ke League Two menyusul serentetan hasil buruk. Manajer Luke Williams mengkritik Vigouroux dan tiga pemain lain yang terlihat tidak memiliki komitmen terhadap klub sehingga mengalami relegasi. Keempat pemain tersebut dijatuhi denda.
Banyak yang mengira Vigouroux bakal pindah karena Swindon bermain di League Two, kasta keempat Liga Inggris. Namun setelah berbicara dengan manajer baru David Flitcroft, ternyata dia memilih bertahan.
Sayang, kelakuan buruk Vigouroux lagi-lagi terulang di League Two. Salah satu yang terberat adalah saat dia terlibat insiden dengan perangkat pertandingan dalam pertandingan Swindon melwan Coventry City, 26 September 2017.
Akibat ulahnya tersebut, Vigouroux mendapat kartu merah dan dikenai sanksi larangan bertanding selama 4 laga. Manajemen Swindon berang. Flitcroft bahkan terang-terangan mengatakan tidak suka dengan apa yang telah diperbuat kipernya itu.
Usai serentetan kelakuan buruk tersebut, karier Vigouroux di Swindon tamat. Dia dipinjamkan ke Waterford yang berlaga di League of Ireland Premier Division, lalu dilepas pada akhir musim 2018/19.
31 Juli 2019, Vigouroux bergabung dengan Everton de Via del Mar di Liga Cile. Namun pada Desember 2019 dia sudah meninggalkan Everton tanpa bermain sekali pun, menyusul merebaknya wabah Covid-19.
Pada 2 Januari 2020, Vigouroux yang berstatus bebas kontrak merapat ke Leyton Orient. Dia diikat kontrak 18 bulan yang agaknya diperpanjang karena hingga kini masih tercatat sebagai kiper The O's.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H