FASE grup UEFA Nations League 2022/23 mendekati garis akhir. Dari 140 pertandingan yang sudah berlangsung per 26 September ini, total 361 gol tercipta. Namun tak satupun dari ratusan gol tersebut dicetak oleh pemain San Marino.
Ya, dari seluruh 55 kontestan, hanya San Marino satu-satunya yang belum mencetak gol barang sebiji pun. Dari 3 laga yang sudah La Serenissima lakoni sejauh ini, seluruhnya berakhir dengan kekalahan tanpa gol balasan.
Mula-mula kalah 0-2 di kandang Estonia pada 2 Juni 2022. Lalu disusul kekalahan dengan skor serupa saat menjamu Malta tiga hari berselang. Ketika ganti bertandang ke Malta sepekan berikutnya, Â lagi-lagi tim asuhan Fabrizio Costantini keok 0-1.
Kesempatan untuk mengubah catatan buruk ini terbuka Senin (26/9/2022) malam waktu setempat atau Selasa (27/9/2022) dini hari WIB nanti. San Marino bakal menantang Estonia di Serravalle, sekaligus menjadi partai pamungkas di Grup 2 League D.
Selain demi membalas kekalahan pada pertemuan pertama, San Marino tentu tidak ingin berakhir sebagai tim terburuk di kompetisi. Siapa yang mau partisipasinya dicatat dengan torehan 0 poin sekaligus 0 gol? Cukup kemenangan saja yang angkanya 0.
Namun jangan heran jika San Marino kembali gagal menghasilkan gol, mengingat betapa payahnya tim Eropa satu ini. Jika itu benar terjadi, La Serenissima punya rekor baru: tidak pernah mencetak gol di UEFA Nations League selama 3 musim berturut-turut.
UPDATE 27/9/2022 pukul 12:38 WIB:
San Marino benar-benar tidak mencetak gol melawan Estonia di partai terakhir Grup 2 League D, kalah telak dengan skor 0-4. Dus, mengukuhkan rekor sebagai satu-satunya tim mandul di UEFA Nations League.
Langganan Kalah
Pada kenyataannya, rekor mandul memang sangat lekat dengan San Marino. Akibat turunannya, negara berperingkat 211 dalam ranking FIFA (sumber) ini juga akrab dengan kekalahan.
Oya, di laman resmi FIFA yang saya jadikan rujukan, peringkat 211 itu adalah yang terbawah. Sungguh cerminan nyata dari seringnya San Marino memperoleh hasil buruk dalam laga internasional yang mereka jalani.
Bukan cuma kalah tanpa mencetak gol, San Marino bahkan kerap mencatatkan rekor-rekor fantastis. Dalam artian, menderita kekalahan dengan skor mencengangkan. Malah beberapa kali lawan dapat menjaringkan dua digit gol alias 10 atau lebih.
Contoh terbaru adalah kekalahan 0-10 dari Inggris di Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada 15 November 2021. Padahal saat itu Manuel Battistini, cs. main di kandang sendiri, Stadio Olimpico de Serravalle.
Sedihnya, itu bukan kali pertama tim berseragam biru langit ini mengalami kekalahan 10 gol. Kroasia telah lebih dulu memberikan 'aib' serupa pada 4 Juni 2016. Demikian pula Polandia (1 April 2009) dan Norwegia (9 September 1992).
Belgia pernah pula mencetak 10 gol saat menjamu San Marino di Kualifikasi Piala Dunia 2002. Sayangnya, tim tuan rumah kecolongan sekali oleh gol Andy Selva di menit terakhir. Skor akhir pertandingan menjadi 10-1.
Sejumlah 11 gol juga tercipta kala San Marino dijamu tetangga Belgia, yakni Belanda. Bedanya, dalam pertandingan Kualifikasi Euro 2012 tersebut seluruh gol dicetak oleh tim tuan rumah. Skor akhir 11-0.
Menang sebesar itu saja para pemain Belanda masih belum boleh jemawa. Pasalnya, adalah Jerman yang mempersembahkan kekalahan terbesar sepanjang sejarah San Marino, yakni 13-0 dalam Kualifikasi Euro 2008.
Well, mudah ditebak jika sampai saat ini San Marino tidak pernah lolos ke putaran final turnamen besar. Atau mungkin kalimat yang lebih sopan lagi optimistis adalah "belum pernah lolos ke putaran final turnamen besar".
Cuma Menang Sekali
Melengkapi rekor kekalahan dengan skor-skor besar di atas, para pemain San Marino memang lebih sering mengakhiri pertandingan dengan kepala tertunduk. Sudahlah kalah, tidak bisa mencetak gol pula.
Tahun 2021 lalu, misalnya, negara berkode SMR ini selalu kalah dalam 12 pertandingan yang mereka lakoni. Rinciannya, 10 kali di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan dua kali dalam partai persahabatan.
Tahu berapa jumlah gol yang dicetak San Marino sepanjang tahun kemarin? Hanya 2 biji, yakni saat kalah 1-4 dari Kosovo di laga persahabatan dan kalah 1-7 dari Polandia di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Tahun ini, setidaknya San Marino mencatatkan peningkatan walaupun hanya sedikit. Dari 8 partai yang pernah dilakoni per 26 September 2022, ada satu yang berakhir imbang. Skor kacamata alias 0-0 kontra Seychelles pada 21 September lalu.
Hasil yang terhitung bagus, mengingat Seychelles menduduki peringkat 198 dalam ranking FIFA. Namun dari segi produktivitas, San Marino tetap saja payah karena baru mencetak 1 gol sepanjang 2022 ini.
Jika dihitung secara total sejak 14 November 1990, yakni ketika pertama kali mementaskan pertandingan internasional resmi, San Marino sudah bertanding sebanyak 189 kali.
Rinciannya, 163 kali di ajang FIFA dan UEFA (masing-masing 76 di kualifikasi Piala Dunia dan kualifikasi Euro, serta 10 di UEFA Nations League); sisa 26 lagi merupakan partai persahabatan.
Dari 189 partai tersebut, hanya 8 kali San Marino tidak kalah. Artinya, mereka kalah 181 kali dari 189 pertandingan. Menggunakan hitung-hitungan matematika, peluang La Serenissima untuk kalah adalah 95,77%. Amboi, besar sekali!
Dari 8 laga tidak terkalahkan itu, cuma sekali saja San Marino meraih kemenangan. Satu-satunya kemenangan tersebut pun terjadi 18 tahun lalu. Tepatnya pada 28 April 2004, dalam laga uji coba melawan Liechtenstein di Serravalle.
Gol semata wayang pada pertandingan bersejarah itu dipersembahkan oleh Selva pada menit ke-6. Selva sendiri merupakan pencetak gol terbanyak San Marino, dengan koleksi 8 gol dari 73 caps.
Di bawah Selva ada Manuel Marani dengan catatan 2 gol dari 32 caps. Jumlah yang tak mungkin bertambah karena Marani sudah memutuskan pensiun dari lapangan hijau pada 2016.
Sejauh ini, Selva dan Marani tercatat sebagai dua pemain yang pernah mencetak lebih dari 1 gol bagi San Marino. Lagi-lagi, sebuah rekor yang menggambarkan betapa payahnya timnas Eropa satu ini.
Menarik dinantikan, kapankah kiranya pemain San Marino bisa mencetak gol di UEFA Nations League? Gol yang bakal masuk sejarah karena menjadi yang pertama sejak kompetisi bergulir pada musim 2018/19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H